kuliah




DEFINISI ILMU
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu :Bp. Siskandar

KELOMPOK I
Disusun Oleh :
1. Baskoro Aji Nugroho (1102410003)
2. Rita Kurniawati (1102410004)
3. Dwi Indah Pratiwi (1102410008)
4. Muhammad Rahhal Nazzala (1102410029)
5. Rizkhy Fathur P (1102410039)
6. Septi Puspita P (1102410043)
7. Wakhid Anwar Anas (1102410044)


KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011

RANGKUMAN ILMU

A. Definisi Ilmu
Para ahli mendefinisikan ilmu, sebagai berikut :
1. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988).
2. Konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974)
3. Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz, 1962)
4. Ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi.
5. Pengertian ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu. Itu jika ditinjau dari KBBI.
6. Ashley Montagu menyebutkan bahwa “Science is a systemized knowledge services form observation, study, and experimentation carried on under determine the nature of principles of what being studied.” ( Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari).
7. Harold H. titus mendefinisikan “Ilmu (Science) diartikan sebagai common science yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi yang teliti dan kritis).
8. Dr. Mohammad Hatta mendefinisikan “Tiap-tiap ilmu pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, baik menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunannya dari dalam.”
9. Drs. H. Ali As’ad dalam buku Ta’limul Muta’allim menafsirkan ilmu sebagai :
“Ilmu adalah suatu sifat yang kalau dimiliki oleh seorang maka menjadi jelaslah apa yang terlintas di dalam pengertiannya”

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang seberapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm"yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui.Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.

B. Pentingnya Ilmu
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Adapun fungsi ilmu dalam kehidupan manusia adalah sebagai alat bantu manusia dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Dengan adanya ilmu diharapkan dapat membantu kita memerangi penyakit, membangun jembatan dan irigrasi, membangkitkan tenaga listrik, mendidik anak, dan lain - lain.Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang dipergunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris.
Ruang penjelajahan keilmuan semakin lama semakin sempit sesuai dengan perkembangan kuantitatif disiplin keilmuan.Jika pada fase permulaan hanya terdapat ilmu-ilmu alam (natural philosophy) dan ilmu-ilmu sosial (moral pilosophy).Akan tetapi, dewasa ini terdapat lebih dari 650 cabang keilmuan.Setiap ilmuan benar-benar mengetahui batas-batas penjelajahan cabang keilmuannya masing-masing.Batas-batas tersebut bertujuan untuk menunjukkan kematangan keilmuan dan profesionalitas. Dengan makin sempitnya daerah penjelajahan suatu bidang keilmuan, maka semakin diperlukan “pandangan” dari disiplin-disiplin ilmu yang lain (pendekatan multi-disipliner) agar tidak terjadi sengketa antara disiplin-disiplin ilmu.
Adapun penggolongan ilmu dilakukan agar pembuatan definisi atau nama suatu jenis ilmu berdasarkan suatu susunan yang bersifat sistematik dan berpola. Pembuatan definisi suatu jenis ilmu akan memperjelas eksistensi dan kedudukan suatu jenis ilmu dalam struktur luas dunia ilmu. Masalah penggolongan ilmu sering menimbulkan perdebatan Filosofis diantara para ahli Filsafat, Epistemologi, maupun Filsafat ilmu. Mereka terlibat dalam perdebatan tentang cara menggolongkan ilmu, misalnya Tokoh filsafat Jerman W.Dilthey dan W.Windel Band, dan para tokoh filsafat positivistis yang berasal dari lingkungan Wina,Austria(Vienna Circle).

C. Penggolongan Ilmu
Adapun beberapa cara dalam penggolongan ilmu, yaitu :
1. Penggolongan Ilmu dengan menggunakan dua istilah yang saling berlawanan (The,1991). Sebagai contohnya, yaitu :
a. ilmu diskriptif dan ilmu normatif (Herbert Searles)
 ilmu diskriptif
 ilmu normatif
b. ilmu abstrak dan ilmu konkret(Karl Pearsons)
 ilmu abstrak
 ilmu konkret
c. ilmu nomotis dan ilmu ideografis(W.Windelband)
 Ilmu nomotis adalah ilmu yang secara umum ingin membuat suatu hukum-hukum umum ilmiah yang bersifat obyektif untuk semua gejala.
 Ilmu ideografis adalah
- ilmu-ilmu yang termasuk dalam kategori ilmu alam. Contoh: ilmu alam dan ilmu biologi.
Adapun cabang – cabang ilmu alam, meliputi :
 Fisika, meliputi : astronomi, biofisika, optik, dinamika, dinamika fluida, mekanika, fisika atom, molekul, dan optik, dan lain – lain.
 Biologi, meliputi : anatomi, botani, ekologi, genetika, ilmu saraf, dan lain – lain.
 Kimia, meliputi : elektrokimia, kimia organik, termokimia, biokimia, stereokimia,dan lain – lain.
 Ilmu Bumi, meliputi : geodesi, georafi,geologi, seismologi, dan lain – lain.
- ilmu yang secara khusus ingin membuat suatu diskripsi ilmiah yang bersifat subyektif dan hanya terjadi satu kali saja dalam kerangka waktu dan untuk suatu gejala khusus.
1). Ilmu-ilmu Humaniora adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya. Contoh: Teologi, filsafat, hukum, sejarah, filologi, bahasa, kesusastraan, dan kesenian.
2. Ilmu- ilmu Sosial yaitu
-ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan masyarakat.
- penerapan metode ilmiah untuk mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia.Contoh ilmu sosial, meliputi :
• Antropologi
 Arkeologi
• Ekonomi
• Ilmu politik
• Sosiologi
• Hukum

d. Ilmu Murni dan Ilmu Terapan
 Ilmu murni meliputi (BASIC SCIENCE: Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi) dan teknologi/terapan/rekayasa merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Teknologi tidak akan bisa berkembang tanpa adanya ilmu pengetahuan murni, dan sebaliknya ilmu pengetahuan membutuhkan teknologi untuk menyediakan fasilitas dan peralatan penelitian yang akurat. Sebagai contoh, mesin uap tidak akan ditemukan tanpa adanya penelitian di bidang ilmu pengetahuan fisika. Di lain fihak, keberhasilan pembuatan mesin uap ini mendorong penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu murni yang berkaitan dengan teori panas dan termodinamika.
 Ilmu terapan adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih bidang ilmu alam untuk penyelesaian masalah praktis.

Contoh ilmu terapan, meliputi :
• Ilmu Komputer dan Informatika:
 Ilmu komputer
 Ilmu kognitif
 Informatika
 Cybernetics
 Systemics
• Rekayasa:
 Ilmu biomedik
 Ilmu pertanian
 Rekayasa listrik
 Rekayasa pertanian


2. Penggolongan Ilmu berdasarkan isi substansi atau obyek material yang menjadi bidang kajian dari suatu ilmu yang bersangkutan.
a. Ilmu matematika adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah abstrak yang terkandung dalam perhitungan matematis.
b. Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang terkandung dalam obyek fisika.
c. Ilmu Biologi adalah ilmu yang memoelajari obyek-obyek biologis yang terdapat dalam makhluk hidup
d. Ilmu Psikologis adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang terkandung dalam obyek-obyek kejiwaan/perilaku manusia, baik yang terbuka maupun tertutup.
e. Ilmu Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah sosial yang terkandung dalam hubungan antara manusia dalam satu kelompok masyarakat.






Kesimpulan:
Dari beberapa uraian tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait. Ilmu memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan memiliki fungsi sebagai sebagai alat bantu manusia dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Adapun ilmu terdiri atas berbagai cabang keilmuan dan untuk itu diperlukan adanya penggolongan ilmu. Hal ini dilakukan agar pembuatan definisi atau nama suatu jenis ilmu berdasarkan suatu susunan yang bersifat sistematik dan berpola. Penggolongan ilmu dapat dilakukan dengan cara, yaitu :Penggolongan Ilmu dengan menggunakan dua istilah yang saling berlawanan (The,1991) dan Penggolongan Ilmu berdasarkan isi substansi atau obyek material yang menjadi bidang kajian dari suatu ilmu yang bersangkutan.







Tugas Individu
FILSAFAT PENDIDIKAN







DisusunOleh
Nur Aeni
NIM 1102410024









UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Tahun 2011

1. Jelaskan hubungan antara aliran filsafat ontologi, epistimologi, dan aksiologi dalam pendidikan!
Jawab:
Pendidikan merupakan interaksi manusia pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi pendidik dan terdidik dalam pencapaian tujuan, bagimana isi, dan proses pendidikan memerlukan fondasi filosofis, agar interaksi melahirkan pengertian yang bijak dan perbuatan yang bijak pula. Untuk mengerti kebijakan dan berbuat secara bijak, ia harus tahu dan berpengetahuan yang diperoleh melalui cara berfikir sistematis, logis dan mendalam, secara radikal, hingga keakar-akarnya. Upaya menggambarkan dan menyatakan suatu pemikiran yang sistematis dan komprehensif tentang suatu fenomena alam dan manusia disebut berfikir secara filosofis. Filsafat mencakup suatu kesatuan pemikiran manusia yang menyeluruh.
Filsafat mengintegrasikan bagian-bagian hingga menjadi satu kesatuan yang menyeluruh dan bermakna. Ilmu berkaitan dengan fakta-fakta sebagaimana adanya, secara objektif dan menghindari subjektifitas. Filsafat melihat sesuatu secara das sollen (bagaimana seharusnya), faktor subjektif sangat berpengaruh. Tetapi filsafat dan ilmu memiliki hubungan secara komplenter; saling melengkapi dan mengisi. Filsafat memberikan landasan bagi ilmu, baik pada aspek ontologi, epistimologi, maupun aksiologinya.
Dalam konteks pendidikan, filsafat pendidikan merupakan refleksi pemikiran filosofis untuk mengatasi permasalahan pendidikan. Filsafat memberi arah dan metodologi terhadap praktik pendidikan, sebaliknya praktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan-pertimbangan filosofis. Menurut Butler (1957:12), hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan sebagai berikut: 1) Filsafat merupakan basik bagi filsafat pendidikan, 2) Filsafat merupakan bunga bukan batang bagi pendidikan, 3) filsafat pendidikan merupakan disiplin tersendiri yang memiliki hubungan erat dengan filsafat umum, meski bukan essensinya, 4) Fisafat dan teori pendidikan adalah satu.
2. Jelaskan hubungan atau peran filsafat dalam pengembangan kurikulum!
Jawab:
Pengembangan Kurikulum (curriculum development) adalah: the planning of learning opportunities intended to bring about certain desered in pupils, and assesment of the extent to wich these changes have taken piece (Audrey Nicholls & S. Howard Nichools).Rumusan ini menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.Herrick menyebutkan empat sumber penyesuaian kurikulum yaitu bidang pengajaran (pengetahuan), masyarakat, individu dan perkembangan teknologi, Ronald Doll (1976) juga mengemukakan dasar-dasar yang hampir sama, dengan menambahkan dasar filsafat dan sejarah. Menurut Doll ada empat dasar atau sumber penyusunan kurikulum yaitu, dasar filsafat dan sejarah, dasar psikologi, dasar sosial dan dasar ilmu pengetahuan.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) IPTEK .Filosofi merupakan konseptual dan ideal : Sasaran pendidikan (tujuannya?), Proses pendidikan (bagaimana caranya?) Pendidik-siswa (siapa peserta didik, siapa pendidik?). Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum berlandaskan pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat mendasari pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis,filsafat progresivisme mendasari pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi, filsafat rekonstruktivisme diterapkan pada Model Kurikulum Interaksional.