Selasa, 10 Mei 2011

Rangkuman tentang filsafat

Rangkuman tentang Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.(www.id.wikipedia.org)
Menurut Harold Titus, dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan metodologi, dan dalam arti luas filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup. Jadi, filsafat memiliki karakteristik spekulatif, radikal, sistematis, komprehensif, dan universal.
Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai.
Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab/aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang-kurnagnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.
Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu
a. Filsafat pendidikan “progresif”
Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau
b. Filsafat pendidikan “ Konservatif”.
Didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius.
Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme,dan sebagainya.
Definisi Filsafat menurut beberapa ilmuwan :
1. Plato : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
2. Aristoteles : Filsafat menyelidiki tentang sebab dan asas segala benda.
3. Al Kindi : Filsafat merupakan kegiatan manusia yang bertingkat tinggi, merupakan pengetahuan dasar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia.
4. Al Faraby : Filsafat merupakan ilmu [pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
5. Ibnu Sina/ Avicenna : Filsafat dan metafisika sebagai suatu badan ilmu tidak terbagi. Fisika mengamati yang ada sejauh tidak bergerak. Metafisika memandang yang ada sejauh itu ada.
6. Immanuel Kant : Filsafat itu pokok dan pangkal segala pengetahuan.
Dapat disimpulkan filsafat adalah ilmu pengetahuan hasil pemikiran manusia dari seperangkat masalah mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga diperoleh budi pekerti. Adapun tujuan berfilsafat adalah untuk mencari kebenaran sesuatu baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika (berperilaku),maupun metafisika (hakikat keaslian).
Penerapan filsafat umum di dalam pendidikan menurut Hasan Langgulung, filsafat pendidikan merupakan teori atau ideologi pendidikan yang muncul dari sikap filsafat seorang pendidik dari pengalaman-pengalaman dan pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan adalah ilmu pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha pemikiran dan pemerahan mengenai masalah pendidikan.
Pendidikan adalah pelaksanaan dari ide filsafat. Ide filsafat yang memberi kepastian bagi nilai peranan pendidikan. Seorang filsuf Amerika, Jhon Deway mengatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pikiran mengenai pendidikan.

2. Manfaat Filsafat
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1. Sebagai dasar dalam bertindak.
2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
Manfaat mempelajari Filsafat :
1. Mendidik dan membangun diri.
2. Memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan problem sehari-hari
3. Memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dan akusentrisme.
4. Latihan untuk berfikir sendiri
5. Memberikan dasar-dasar baik untuk kehidupan pribadi maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.

3. Cakupan Filsafat
Mengenai filsafat itu sendiri diterangkan oleh Will Durant bahwa mula-mula ada dua cabang filsafat, yaitu (1) filsafat alami (natural philosophy) dan (2) filsafat moral (moral philosophy). Filsafat alami berkembang menjadi ilmu-ilmu alam, sedangkan filsafat moral berkembang menjadi ilmu-ilmu sosial. Dari keterangan paragraf terdahulu jelas kiranya bahwa adanya ilmu didahului oleh adanya filsafat. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu senantiasa dirintis oleh filsafat. Oleh karena itu, untuk dapat memahami ilmu terlebih dahulu perlu dipahami filsafat. Filsafat menjadi pionir yang mencarikan obyek kepada ilmu dan memberikan pedoman kepadanya.
Filsafat bersifat menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Dengan kata lain cakupan filsafat hanyalah mengenai hal-hal yang bersifat umum. Hal-hal yang bersifat khusus menjadi kajian ilmu. Jadi cakupan ilmu memang lebih sempit dari pada cakupan filsafat. Meskipun cakupan ilmu lebih sempit, kajian ilmu adalah lebih mendalam dan lebih tuntas.
Sidi Gazalba (1973) mengemukakan bidang permasalahan filsafat yang tediri atas :
a. Metafisika, dengan pokok masalah : filsafat hakikat atau ontologi, filsafat alam atau kosmologi, filsafat manusia, dan filsafat ketuhanan atau teodyce.
b. Teori pengetahuan, yang mempersoalkan : hakikat pengetahuan, darimana asal atau sumber pengetahuan, bagaimana membentuk pengetahuan yang tepat dan yang benar, apa yang dikatakan pengetahuan yang benar, mungkinkah manusia mencapai pengetahuan yang benar dan apakah dapat diketahui manusia, serta sampai di mana batas pengetahuan manusia.
c. Filsafat nilai, yang membicarakan: hakikat nilai, dimana letak nilai, apakah pada bendanya, atau pada perbuatannya, atau pada manusia yang menilainya, mengapa terjadi perbedaan nilai antara seseorang dengan orang lain, siapakah yang menentukan nilai, mengapa perbedaan ruang dan waktu membawa perbedaan penilaian.
Selanjutnya Butler (1957) mengemukakan beberapa persoalan yang dibahas dalam filsafat, yaitu :
a. Metafisika, membahas : teologi, kosmologi, dan antropologi.
b. Epistemologi, membahas : hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan dan metode pengetahuan.
c. Aksiologi, membahas : etika dan estetika.
Alat-alat yang digunakan dalam merumuskan dan mengklarifikasikan filsafat pendidikan, adalah berkaitan dengan lapangan filsafat yang menjadi perhatian sentral bagi guru : metafisika, epistemologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika.

4. Filsafat Pendidikan Indonesia
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

5. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Filsafat
Dalam Filsafat terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas dan perekat. Filsafat yang terkandung harus disoroti dari titik tolak pandangan yang holistic mengenai kenyataan kehidupan yang beranekaragam. Ini menekankan pada semangat yang diharapkan mendasari seluruh kehidupan. Yaitu adanya kesatuan didalam keanekaragaman yang ada.
Dari penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa filsafat merupakan nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya kesatuan didalam pengalaman akan kepelbagaian tersebut merupakan cerminan kerinduan umat manusia sepanjang zaman.
Jika diterapkan dalam filsafat bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, menurut Drijarkara, 1980 Pancasila adalah inheren (melekat) kepada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan yang terntu pada kongretnya. Sebab itu dengan memandang kodrat manusia “qua valis’ (sebagai manusia), kita juga akan sampai ke Pancasila.
Hal ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila. Notonagoro, 1984 dalam kaitannya menyebutkan “ kalau dilihat dari segi intisarinya, urut-urutan lima sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap sila yang lima sila dianggap maksud demikian, maka diantara lima sila ada hubungannya yang mengikat yang satu kpada yang lain, sehingga Pancasila merupakan satukesatuan yang bulat.
Adapun hubungannya dengan pendidikan bahwa bagi bangsa Indonesia keyakinan atau pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia ialah Pancasila. Karenanya sistem pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan mencerminkan identitas Pancasila itu. Sistem pendidikan nasional dan sistem filsafat pendidikan Pancasila adalah sub sistem dari sistem negara Pancasila. Dengan kata lain sistem negara Pancasila wajar tercermin dan dilaksanakan di dalam berbagai subsistem kehidupan nasional bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Tegasnya tiada sistem pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. Jadi, jelas bahwa tidak mungkin sistem pendidikan nasional Pancasila dijiwai dan didasari oleh sistem pendidikan yang lain, kecuali Filsafat Pendidikan Pancasila.

Sumber :
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta,CV
http://denovoidea.wordpress.com/2009/02/23/manajemen-dan-filsafat/
http://forumsejawat.wordpress.com/2010/10/28/filsafat-pancasila-landasan-filsafat-pendidikan-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
http://intl.feedfury.com/content/16333546-filsafat-pendidikan.html
http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/tujuan-fungsi-dan-manfaat-filsafat.html
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank yaws