Selasa, 11 September 2012

media pada PTJJ











Tugas Kelompok IV

MEDIA DALAM PENDIDIKAN TERBUKA DAN
JARAK JAUH

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Belajar Mandiri)
Disusun oleh:
1. Riyanto 1102409004
2. Ovi Yuliana 1102409001
3. Resmitha Nidya V 1102410019

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011





BAB I
PENDAHULUAN

Penyelenggaran Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) sangat lekat dengan penggunaan media. Sesuai dengan karakteristik PTJJ, dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar disampaikan melalui beraneka ragam media; baik media cetak (misalnya buku), maupun noncetak (misalnya audio-visual, komputer). Para ahli, umumnya sependapat bahwa PTJJ memiliki sedikitnya dua karakteristik (Keegan, 1991). Karakteristik pertama adalah adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik, baik ditinjau dari sisi jarak, ruang maupun waktu. Karakteristik kedua adalah adanya penggunaan media. Dari pendapat tersebut, keterpisahan antara pengajar dan peserta didik terlihat sebagai elemen utama yang menjadi karakteristik dasar pendidikan jarak jauh (PJJ). Sementara elemen kedua, penggunaan media, merupakan dampak dari adanya keterpisahan ini. Untuk menjembatani keterpisahan ini dibutuhkan kehadiran media komunikasi. Kehadiran media ini menjadi salah satu ciri kesamaan antara instititusi penyelenggara PTJJ. Sementara salah satu faktor yang dapat membedakan institusi penyelenggara PTJJ adalah jenis media yang digunakan. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara PTJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang dapat dimanfaatkan, mulai dari media yang paling sederhana sampai pada yang paling canggih. Smaldino (2003) mengemukakan bahwa peran media dalam Sistem PJJ adalah sebagai fasilitas untuk menyampaikan materi pembelajaran yang telah dikembangkan secara terstruktur sedemikian rupa dengan asumsi bahwa penggunanya mempelajari materi tersebut di luar ruang kelas, dan belajar secara individual. Dalam menentukan media yang digunakan, selain situasi dan kondisi institusi, ada dua hal yang harus diperhatikan dan dijadikan sebagai acuan bagi pengelola dan pengambil keputusan PTJJ, yaitu ragam media yang tersedia dan pemilihan media yang tepat guna dan tepat sasar.





BAB II
PEMBAHASAN

A. Ragam Media Dalam PTJJ
Media yang digunakan dalam PTJJ pada hakekatnya sangat dipengaruhi oleh pekembangan teknologi. Dalam era kemajuan teknologi yang luar biasa, media yang dapat dipilih dan digunakan semakin luas. Banyak institusi penyelenggara PTJJ berlomba memanfaatkan media pembelajaran yang canggih, modern dan mahal. Mereka berasumsi bahwa semakin canggih media yang digunakan maka semakin tinggi pula nilai kontribusi terhadap proses pembelajaran. Asumsi ini tidak selamanya benar, sebab media yang sederhana sekalipun, apabila digunakan sesuai dengan karakteristik dan kemampuannya akan memberikan nilai pembelajaran yang signifikan. Untuk daerah terpencil dan terisolasi serta daerah yang belum memiliki tenaga listrik, penggunaan media yang sederhana tentunya akan lebih efektif.

1. Pengertian, Jenis dan Karakteristik Media
Media telah lama dimengerti sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi. Mengingat banyaknya ragam media yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran, maka untuk memudahkan mempelajari media-media tersebut pada umumnya dilakukan pengelompokan. Salah satu penggolongan media yang dikenal adalah menurut Brezt (1972), yang mengidentifikasi media dalam tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan ketiga unsur tersebut Brezt mengklasifikasi media ke dalam delapan klasifikasi yaitu:

• media audio visual gerak
• media audio visual diam
• media audio semi-gerak
• media visual gerak
• media visual diam
• media semi-gerak
• media audio
• media cetak
2. Jenis Media dan Pemanfaatannya dalam PTJJ
a. Media Cetak
Hampir semua institusi PJJ di dunia memanfaatkan media cetak sebagai media utama untuk menyampaikan materi ajar. Kombinasi antara media cetak dengan media video/televisi merupakan contoh pemanfaatan media secara terpadu.
b. Radio
Radio telah dikenal sebagai media yang sangat memasyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa radio merupakan sebuah media yang memiliki aksesibilitas tinggi. Dalam PTJJ media radio juga dikenal sebagai media yang cukup banyak digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi ajar.
Penelitian di The United Kingdom Open University di Inggris tentang pemanfaatan media radio menunjukkan bahwa walaupun program radio sangat memotivasi, ternyata peserta didik mengalami kesulitan belajar melalui radio. Sebagai dampak karakteristik ini, media radio lebih tepat digunakan untuk menyampaikan materi ajar yang bersifat umum, auditif, konkrit, sehingga lebih mudah diterima. Selain itu faktor penggunaan bahasa yang sederhana dan kosa kata yang sudah dikenal, pemberian contoh-contoh, baik melalui dramatisasi maupun kasus-kasus juga sangat berpengaruh pada keberhasilan penggunaan media radio.
c. Televisi
Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mampu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Pemanfaatan siaran televisi dalam PTJJ tidak hanya didasarkan pada kemampuannya menyajikan beragam informasi dalam bentuk audio-visual secara bersamaan, tetapi juga karena kemampuannya menjangkau sejumlah besar pemirsa dalam jangkauan wilayah geografis yang relatif luas. Pemanfaatan media televisi pada lembaga PTJJ di beberapa negara ternyata tidak saja mempertimbangkan keunggulan yang dimiliki oleh media tersebut tetapi juga faktor aksesibilitas media ini.
d. Media Berbantuan Komputer
Salah satu kelemahan penyelenggaraan sistem PTJJ adalah minimnya umpan balik yang dapat diperoleh peserta didik tentang proses dan hasil belajar yang telah mereka tempuh. Potensi media komputer yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran pada sistim PTJJ antara lain:
• memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta didik dan materi pembelajaran.
• proses belajar dapat berlangsung secara individual sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik.
• mampu menampilkan unsur audio visual untuk meningkatkan minat belajar (multi media)
• dapat memberikan umpan balik terhadap respon peserta didik dengan segera.
• mampu menciptakan proses belajar secara berkesinambungan Robert Heinich dkk (1986) mengemukakan enam bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan dalam merancang sebuah media pembelajaran untuk sistem PTJJ, berupa:
 praktek dan latihan (drill and practice)
Program yang berbentuk drill and practice umumnya digunakan apabila peserta didik diasumsikan telah mempelajari konsep, prinsip dan prosedur sebagai materi pembelajaran.
 Tutorial
Program ini menyajikan informasi dan pengetahuan dalam topik tertentu diikuti dengan latihan pemecahan soal dan kasus.
 permainan (games)
Program yang berisi permainan dapat memberi motivasi bagi siswa untuk mempelajari informasi yang ada di dalamnya. Hal ini sangat berkaitan erat dengan essensi bentuk permainan yang selalu menampilkan masalah menantang yang perlu dicari solusinya oleh pemakai.
 simulasi (simulation)
Program simulasi berupaya melibatkan siswa dalam persoalan yang mirip dengan situasi yang sebenarnya namun tanpa resiko yang nyata. Melalui program simulasi peserta didik diajak untuk membuat keputusan yang tepat dari beberapa alternatif solusi yang ada.
 penemuan (discovery)
Peserta didik harus terus mencoba sampai berhasil menemukan solusi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
 pemecahan masalah (problem solving)
Program seperti ini dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cara yang ditempuh siswa dalam memberikan respon. Pada cara yang pertama siswa merumuskan sendiri solusi masalah yang ditampilkan lewat komputer dan memasukkan program ke dalamnya. Sedangkan pada cara yang kedua, komputer menyediakan jawaban yang mewakili respon siswa terhadap masalah yang ditayangkan oleh komputer.
e. Internet
Dengan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, pemanfaatan komputer dalam sistim PTJJ tidak hanya dapat digunakan secara stand alone tetapi dapat pula dimanfaatkan dalam suatu jaringan. Jaringan komputer atau computer network telah memungkinkan proses belajar menjadi lebih luas, lebih interaktif dan lebih fleksibel. Peserta didik dapat melakukan proses belajar tanpa dibatasi oleh faktor ruang dan waktu, artinya, jika ada fasilitas jaringan, peserta didik dapat melakukan proses belajar di mana saja dan kapan saja. Jaringan komputer yang paling umum digunakan adalah internet. Saat ini teknologi internet telah memungkinkan setiap orang memperoleh akses yang lebih besar terhadap beragam informasi yang tersedia. Dengan kemajuan teknologi jaringan internet, belajar melalui dunia maya pun mulai dikenal baik. Penyampaian materi dalam pembelajaran maya, baik sebagian maupun secara utuh, dikemas dan disampaikan melalui komputer secara online.
3. Indikator Media Efektif
Hal terpenting dalam pemanfaatan media dalam PTJJ yang harus selalu dikedepankan adalah kemampuan media yang digunakan dalam memberi nilai tambah (added value) terhadap aktivitas pembelajaran mahasiswa.
Kearsley & Moore (1996: 122-123) mengemukakan beberapa karakteristik penting tentang kualitas media yang digunakan dalam PTJJ yakni sebagai berikut:
• Memiliki tujuan pembelajaran yang jelas
• Melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
• Lengkap
• Memberikan dorongan belajar
• Bervariasi
• Memberi umpan balik
• Melakukan evaluasi secara continue
B. Pemilihan Media Dalam PTJJ
Pemilihan media untuk PTJJ berbeda dengan pemilihan media bagi pendidikan yang menggunakan sistem belajar tatap muka, walaupun keduanya tetap mengacu kepada karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing media. Rowntree (1994) mengemukakan sejumlah kriteria yang perlu dipertimbangkan oleh pengambil keputusan dalam pemilihan media dalam PTJJ yang antara lain berkaitan dengan tujuan belajar yang akan dicapai, kondisi peserta didik yang meliputi aksesibilitas terhadap media, kenyamanan menggunakan media, mampu memotivasi, serta kemampuan organisasi dalam pengembangan dan pengadaan media. Sementara Bates (1995) mengembangkan sebuah kerangka pemilihan media yang sistimatis dengan memperhatikan tujuh faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu: access (aksesibilitas), costs (biaya), teaching and learning (proses pengajaran dan pembelajaran), interactivity (interaktifitas), organisational issues (permasalahan organisasi), novelty (kemuktahiran), dan speed (kecepatan). Pada dasarnya Rowntree maupun Bates sependapat bahwa pemilihan media dalam PTJJ perlu memperhatikan beberapa faktor seperti:
1. Akses terhadap media
Pengertian akses terhadap media adalah adanya ketersedian dan kemudahan memperoleh atau menggunakan media. Akses terhadap media ini harus dilihat dari dua sisi, yaitu sisi institusi penyelenggara PTJJ dan sisi peserta didik/calon peserta didik. Dalam PTJJ, seberapapun pentingnya bahan ajar yang akan disampaikan dan betapapun baiknya teknik penyampaiannya, akan menjadi sia-sia apabila peserta didik tidak dapat menerimanya, hanya karena mereka tidak memiliki akses terhadap media yang membawa bahan ajar tersebut.
2. Faktor Biaya
Dalam menentukan pilihan mengenai media apa yang akan digunakan dalam PTJJ, faktor biaya merupakan faktor yang tidak dapat dihindarkan. Banyak orang berpikir bahwa PJJ berarti penyelenggaraan pendidikan dengan biaya murah. Misalnya, sebuah institusi jarak jauh memilih menggunakan media video interaktif. Penggunaan media ini akan terhitung mahal apabila hanya digunakan untuk peserta didik yang berjumlah sedikit tetapi sebaliknya dapat terhitung murah apabila peserta didiknya banyak. Begitu pula bila institusi PTJJ memilih menggunakan media cetak. Dengan jumlah peserta didik yang banyak maka biaya penyelenggaraan pendidikan ini akan dirasakan sangat murah.
3. Fungsi pembelajaran
Berkaitan dengan hal ini Gagne et.al. (1988) melihat tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Karakteristik fisik media
Karakteristik fisik media merupakan satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertimbangan ini berkaitan dengan kemampuan media untuk menyajikan informasi verbal, baik dalam bentuk teks maupun audioKemampuan media dalam menyajikan informasi visual dan gerakan merupakan salah satu karakter fisik yang dapat mendasari pemilihan media.
b. Tujuan belajar
Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir semua jenis media digunakan untuk menyampaikan sebagian besar tujuan belajar, tetapi tidak pula disangkal bahwa media tertentu akan lebih efektif apabila digunakan untuk pencapaian tujuan belajar tertentu pula. Kemampuan ini tidak akan dapat dikuasai oleh perserta didik hanya melalui media cetak saja. Dalam hal ini penggunaan media tambahan seperti kaset audio dan video akan menyempurnakan pemahaman ataupun penguasaan bahasa asing tersebut.
c. Kemampuan peserta didik dalam penggunaan media
Dalam pemilihan media untuk PTJJ, Rowntree (1994) mengemukakan perlu memperhatikan kemampuan perserta didik dalam menggunakan media serta kecenderungan mereka untuk menyukai media tertentu. Walaupun masih merupakan asumsi apabila kondisi ini diperhatikan akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar pada PTJJ.




BAB III
PENUTUP


Dalam sebuah penyelenggaraan sistem PTJJ, media merupakan sebuah prasyarat yang diperlukan untuk menjembatani keterpisahan antara pengajar dan peserta didik, yang menjadi ciri atau karakteristik sistim PJJ. Media memberikan kemungkinan terjadinya proses belajar mengajar dalam suatu sistim PTJJ. Dari sisi pengelolaan institusi pendidikan jarak jauh, peran pengelola dalam pemanfaatan media adalah menentukan media yang tepat guna dan tepat sasar bagi peserta didik. Walaupun memang tidak dapat dipungkiri bahwa cepat lambatnya proses belajar mengajar yang berlangsung dalam sistim PTJJ selain bergantung pada kemampuan dan karakteristik media yang digunakan juga bergantung pada kemampuan peserta didik.


















DAFTAR PUSTAKA


lppm.ut.ac.id
ikaumayasbm.blogspot.com/2009/01/
Bates, T. 1988. Television, learning dan distance education: International council for distance education bulletin, 16(1), 29-38.
Keegan, D. 1991. Foundations of distance education. Great Britain: Biddies Ltd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank yaws