Senin, 26 Maret 2012

pengembangan kurikulum beauchamp

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum tidak lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berfikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Model pengembangan kurikulum yaitu langkah sitematis dalam penyusunan kurikulum. Alternatif prosedur dalam rangka mendesain (desaigning), menerapkan (Implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan program pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan, berdasarkan pada perkembangan teori dan praktik kurikulum. Agar dalam pengimplementasian kulrikulum tepat sasaran maka dalam mengembangkan model kurikulum harus memehami berbagai jenis pengembangan kurikulum.
Salah satu model pengembangan kurikulum yang menggambarkan suatu proses sistem perencanaan program pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan yaitu model pengembangan kurikulum Beuchamp.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi konsep dalam kurikulum menurut Beuchamp?
2. Bagaimana teori kurikulum menurut Beuchamp?
3. Bagaimana definisi kurikulum Menurut Beuchamp?
4. Bagaimana proses pengembangan kurikulum menurut Beuchamp?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum, sekaligus untuk memberikan informasi mengenai model pengembangan kurikulum Beuchamp dan hal-hal yang terkait di dalamnya.













Pembahasan

A. Konsep Kurikulum Menurut Beuchamp
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa. Anggapan ini telah ada sejak zaman Yunani Kuno, namun dalam lingkungan dan hubungan tertentu pandangan ini masih dipakai sampai sekarang. Banyak orangtua bahkan juga para guru, kalau ditanya tentang kurikulum akan memberikan jawaban sekitar mata pelajaran. Lebih khusus mungkin kurikulum diartikan hanya sebagai isi pelajaran.
Pendapat-pendapat yang muncul selanjutnya telah beralih dari menekankan pada isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman belajar, bahkan juga menunjukkan adanya perubahan lingkup dari konsep yang sangat sempit kepada yang lebih luas.
George A.Beauchamp (1968) lebih memberikan tekanan bahwa kurikulum adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran, sedangkan pelaksanaan rencana itu sudah masuk pengajaran. Dalam Sukmadinata , Beauchamp mengatakan A curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school. Senada dengan pendapat tersebut, Ansyar dan Nursain , merekam pendapat Beauchamp (1981) yaitu kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk pendidikan peserta didik selama belajar di sekolah.
Selanjutnya Beauchamp (1976) mendefinisikan teori kurikulum sebagai a set of related statements that gives meaning to a schools’s curriculum by pointing up the relationships among its elements and by directing its development, its use, and its evaluation.
Bidang cakupan teori atau bidang studi kurikulum meliputi:
1. Konsep kurikulum,
2. Penentuan kurikulum,
3. Pengembangan kurikulum,
4. Pesain kurikulum,
5. Implementasi dan evaluasi kurikulum.
Selain sebagai bidang studi, menurut Beauchamp, kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan. Sebagai suatu rencana pengajaran, kurikulum berisi tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disajikan, kegiatan pengajaran, alat-alat pengajaran, dan jadwal waktu pengajaran. Sebagai suatu sistem, kurikulum merupakan bagian atau subsistem dari keseluruhan kerangka organisasi sekolah atau sistem sekolah.
Kurikulum sebagai suatu sistem menyangkut penentuan segala kebijakan tentang kurikulum, susunan personalia dan prosedur pengembangan kurikulum, penerapan, evaluasi, dan penyempurnaannya. Fungsi utama sistem kurikulum adalah dalam pengembangan, penerapan, evaluasi, dan penyempurnaannya, baik sebagai dokumen tertulis maupun aplikasinya dan menjaga agar kurikulum tetap dinamis.
Mengenai fungsi sistem kurikulum ini, lebih lanjut Beauchamp (1975) menggambarkan:
1. the choice of arena for curriculum decision making,
2. the selection and involvement of person in curriculum planning,
3. organization for and teachniques used in curriculum planning,
4. actual writing of a curriculum,
5. implementing the curriculum,
6. evaluation the curriculum,
7. providing for feedback and modification of the curriculum. (Sukmadinata, 2005:7)
Hal yang dikemukakan oleh Beauchamp bukan hanya menunjukkan fungsi tetapi juga struktur dari suatu sistem kurikulum, yang secara garis besar berkenaan dengan pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
B. Teori Kurikulum Menurut Beuchamp
Para pakar pada dasarnya sependapat bahwa teori kurikulum adalah: suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan, dan evaluasi kurikulum.
Bahan kajian dari teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan penentuan keputusan, penggunaan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kurikulum, dan lain-lain. Menurut Beauchamp (dalam Sukmadinata, 2005:30), teori kurikulum secara konseptual berhubungan erat dengan pengembangan teori dan ilmu-ilmu lain. Hal-hal yang penting dalam pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan istilah-istilah teknis yang tepat dan konsisten, analisis dan klasifikasi pengetahuan, penggunaan penelitian-penelitian prediktif untuk menambah konsep, generalisasi atau kaidah-kaidah, sebagai prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam menjelaskan fenomena kurikulum.
Beauchamp (dalam Sukmadinata, 2005:30) merangkumkan perkembangan teori kurikulum antara tahun 1960 sampai dengan 1965. Ia mengidentifikasi adanya enam komponen kurikulum sebagai bidang studi yaitu: landasan kurikulum, isi kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian, dan pengembangan teori.
Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan teori kurikulum, Beauchamp (dalam Sukmadinata, 2005:35) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu:
1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian kejadian yang dicakupnya,
2. Setiap teorio kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilaidan sumber-sumber pangkal tolaknya,
3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik dari desain kurikulumnya,
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulumnya serta interaksi di antara proses tersebut,
5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses penyempurnaannya.
C. Model Pengembangan Kurikulum Bechamp
George A. Beauchamp (1981) mendefinisikan kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk pendidikan peserta didik selama belajar di sekolah. Pengembangan kurikulum merupakan bagian penting dalam program pendidikan. Kurikulum dan silabus perlu dijabarkan lebih lanjut agar dapat dioperasionalkan di sekolah dan kelas.
Menurut Beauchamp, ada lima langkah atau pentahapan dalam mengembangkan suatu kurikulum (Beauchamp’s System).
1. Menetapkan “arena atau lingkup wilayah” yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut yaitu berupa kelas, sekolah, sistem persekolahan regional atau nasional.
2. Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
a. Para ahli pendidikan/kurikulum dan para ahli bidang dari luar,
b. Para ahli pendidikan dari perguruan tinggai atau sekolah dan guru-guru terpilih,
c. Para profesional dalam sistem pendidikan,
d. Profesional lain dan tokoh-tokoh masyarakat.
3. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini untuk merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, kegiatan evaluasi dan menentukan seluruh desain kurikulum. Beauchamp membagi kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu:
a. Membentuk tim pengembang kurikulum,
b. Mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang digunakan,
c. Studi penjajagan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru,
d. Merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan-penentuan kurikulum baru,
e. Penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
4. Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum secara sistematis di sekolah.
5. Evaluasi kurikulum. Merupakan langkah terakhir yang mencakup empat hal, yaitu :
a. Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru,
b. Evaluasi desain kurikulum
c. ,Evaluasi hasil belajar siswa,
d. Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi penyempurnaan sistem dan desain kurikulum serta prinsip pelaksanaannya.
Gambaran di atas, menunjukkan bahwa evaluasi terhadap pengembangan kurikulum model Beuchamp ini digunakan untuk memberikan kesinambungan serta pertumbuhan dari tahun ketahun atau perseuaian dengan konteks. Secara umum, model ini sudah dianggap lengkap (ada rancangan, tujuan, analisis, dan evaluasi), namun masih terdapat berbagai pertanyaan yang tak terjawab dalam proses rekayasa kurikulum. Dalam beberapa hal, model ini hampir sama dengan model administratif, terutama dalam orientasinya dari atas kebawah (bersifat sentralistik).
Dalam Buku Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum yang ditulis oleh Prof. Drs. H. Dakir melihat bahwa langkah-langkah pada model Beaucham tersebut yang dikembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964) adalah sebagai berikut:
1. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas, diperluas di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah tertentu baik berskala regional maupun nasional yang disebut arena.
2. Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
3. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai Koordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum, memilih materi pelajaran baru, menentukan berbagai criteria untuk memilih kurikulum mana yang akan dipakai, dan menulis secara menyeluruh mengenai kurikulum yang akan dikembangkan.
4. Melaksanakan kurikulum di sekolah.
5. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.























Penutup

Kesimpulan
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan.
Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan yang desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikulum yang sifatnya subjek akademis berbeda dengan kurikulum humanistik, teknologis, dan rekonstruksi sosial. Model pengembangan kurikulum pada intinya merupakan proses pembuatan keputusan untuk merevisi suatu program kurikulum.
George A. Beauchamp mengemukakan lima hal di dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu:
1. Menetapkan arena atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut,
2. Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum,
3. Menetapkan organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum,
4. Implementasi kurikulum,
5. Melaksanakan evaluasi kurikulum.



















Daftar Pustaka

Ansyar, M. Nursain, H. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1991.
Dakir,H,Drs,Prof,. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta, Rineka Cipta, 2004.
Hernawan, A.H. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka; 2005
Sukmadinata, N.S. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2005
http://jasafadilahginting.blogspot.com. Diunduh pada 3 Desember 2011
http://e-du69.blogspot.com. Diunduh pada 3 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank yaws