Selasa, 12 April 2011

makalah kurikulum subyek akademis

KURIKULUM SUBYEK AKADEMIS
Disusun Oleh:
Kelompok 1

• Aji Purnomo (1102410020)
• Edi Tri Ismoko (1102410030)
• Hendra Septiawan (1102410041)
• Wakhid Anwar Anas (102410044)
• Fatikhatun Najikhah (102410045)
• Ahmad Wildan S.( 102410052)
• Rafika Dwi A. (102410055)
• Sugiyo (102410068)



JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu terdidik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. interaksi antara pendidik dengan peserta didik ini merupakan interaksi pendidikan, dan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik. Interaksi ini berjalan tanpa direncanakan. Dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat, setiap kali orang tua bertemu, bekerjasama atau bergaul dengan anak-anaknya. Pada saat demikian banyak perilaku dan perlakuan yang tanpa direncanakan dan tanpa disadari deperlihatkan orang tua. Kesalahan-kesalahan dalm mendidik bisa terjadi dalam situasi seperti itu. Karena sifat-sifatnya yang tidak formal, tidak memiliki rancangan yang kongkrit dan adakalanya juga tidak disadari, maka pendidikan dalam lingkungan keluarga disebut pendidikan informal. Pendidikan tersebut tidak memiliki kurikulum yang formal, dan tidak memiliki kurikulum yang tertulis.
Pendidikan di lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai ¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalm lembaga pendidikan guru. Guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dengan rencana dan rancangan yang matang. Mereka mengajar dengan tujuan yang jelas, melakukan interaksi pendidikan secara berencana dan sadar. Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum formal dan tertulis sehingga disebut pendidikan formal.
Di lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan, interaksi pendidikan yang berlangsung di masyakat dan memiliki rancangan yang dilaksanakan secara formal sedangkan interaksi yang rancangannya kurang formal disebut pendidikan kurang formal.
Telah diuraikan di atas bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis merupakan ciri utama dari pendidikan di sekolah. Dengan kata lain kurikulum merupakan syarat mutlak dari pendidikan di sekolah, sangat sulit dapat dibayangkan bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran di suatu sekolah yang tidak memiliki kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KECENDERUNGAN PERUBAHAN KURIKULUM
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Dalam buku yang berjudul “The Process of Education” Jerome Bruner mengusulkan bahwa rancangan kurikulum didasarkan pada struktuk disiplin akademik, Ia mengusulkan bahwa kurikulum mata pelajaran seharusnya ditentukan oleh pengertian yang paling mendasar yang dapat dicapai dari prinsip yang mendasari yang memberikan struktur pada suatu disiplin. Sebuah contoh dari kurikulum yang didasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man : A course of Study (MACOS)
MACOS adalah kurikulum yang dirancang oleh siswa-siswa sekolah dasar dan terdiri dari buku, film, poster, catatan permainan dan bahan ruang kelas yang lain. Kurikulum ini menyatakan tentang manusia.
Tiga pertanyaan penting pokok menjelaskan arti permasalahan intelektual dan menunjukan anggapan MACOS : apakah arti manusia dalam hubunganya dengan kemanusiaan ? Bagaimana mereka memperoleh cara itu bagaimana mereka dapat dibuat lebih manusiawi? Pengembangan pengembangan pelajaran menghandaki anak agar kakuatan pokok yang telah membentuk dan melanjutkan untuk membentuk kemanusiaan : Bahasa, pemakaian alat, organisasi social, mythology dan ketidak dewasaan yang berkepanjangan.
Model itelektual digunakan agar menyebabkan gagasan dapat dimengerti anak sesuai peraturan. Anak diberikan contoh lapangan dan didorong memberikan gagasan mereka tentang binatang dan ornag dengan cara yang dilakukan oeh ahli-ahli etnologi dan ahli antropologi. Tujuan dari MACOS adalah itelektual : memberikan anak rasa hormat dan kepercayaan akan kekuatan pikiran mereka sendiri dan memperlengkapi mereka dengan serangkaian model yang dapat dikerjakan yang membuatnya lebih mudah menganalisis hakikat lingkungan social. Adapun model dari penilaianya meliputi : model ilmiah tentang observasi, spekulasi, pembuatan dan ujian hipotesisi, mengerti tentang disiplin ilmu pengetahuan social dan kegembiraan penemuan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Kurikulum subyek akademis adalah tipe kurikulum tertua yang bersumber dari pendidikan klasik berorientasi pada masa lalu dimana kurikulum dipandang sebagai proses untuk memperdalam ilmu pengetahuan, proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik tergantung kepada segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut. kurikulum subyek akademis lebih mengutamakan isi pendidikan, isi pendidikan diambil dari disiplin-disiplin ilmu. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya menjadi lebih bersifat intelektual.

1. CIRI-CIRI KURIKULUM SUBYEK AKADEMIS
Kurikulum disajikan bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di intregasikan. Ciri-ciri ini berhubungan dengan tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi.
a. Tujuan
Tujuan kurikulum subjek akademik adalah melatih siswa dalam menggunakan gagasan yang paling bermanfaat dan proses menyelidiki masalah riset khusus. Siswa diharapkan memperoleh konsep dan metode untuk melanjutkan pertumbuhan dalam masyarakat lebih luas.
Tujuan subjek akademik adalah memberikan pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian dengan menjadikan para siswa berpengetahuan di dalam berbagai disiplin ilmu, diharapkan para siswa memiliki konsep dan cara-cara yang dapat terus dikembangkan dalam masyarakat. Sekolah harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merealisasikan kemampuan menguasai warisan budaya.
b. Metode-Metode Kurikulum Subjek Akademis
Adalah dengan cara :
Pameran (eksposisi), penyelidikan merupakan dua titik teknik yang secara umum digunakan dalam kurikulum akademis. Ide-ide yang diberikan oleh guru lalu dielaborasi oleh peserta didik sehingga dapat mereka kuasai. Dalam disiplin ilmu yang diberikan dicari berbagai masalah yang penting, kemudian dirumuskan dan dicari pemecahannya.
Masalah atau gagasan dirumuskan dan diupayakan sehingga dapat dipahami mereka memeriksa pernyataan untuk menerangkan arti, landasan logika, dan dukungan factual mereka.
c. Evaluasi
Kurikulum subjek akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan mata pelajaran. Pelajaran tersebut membutuhkan jawaban-jawaban yang merefleksikan logika, koherensi, dan integrasi yang menyeluruh. Valuasi yang dilakukan dalam waktu yang singkat tidak akan memberiakan gambaran yang benar tentang perkembangan dan penguasaan peserta didik.
d. Organisasi
Banyak pola organisasi alternatif dalam kurikulum akademik. Beberapa diantaranya :
a. DISATUKAN ATAU DIMAMPATKAN, misalnya konsep tentang energi, dapat dipelajaria dari sudut-sudut pandang biologi, fisika, kimia dan geologi.
b. DIINTEGRASIKAN, misalnya matematika diajarkan untutk menyelesaikan masalah ilmu pengetahuan.
c. DIKORELASIKAN, misalnya Sejarah, Geografi dan Bahasa Inggris, mungkindiajarkan agar dapat memperkuat satu dengan yang lain.
d. PENYELESAIAN MASALAH SECARA KOMPREHENSIF, yaitu dengan tujuannya para siswa dapat harus mendapatkan kecakapan dan pengetahuan dari ilmu pengetahuan matematika dan kesenian dalam upaya mendapatkan penyelesaian yang optimal. Dengan memperhitungkan urutan dalam seluruh program sekolah, ini menekankan kontinuitas dari bahan pelajaran dan memberi gambaran bagaimana bahan pelajaran dapat disesuaikan dengan pandangan mengenai kematangan pelajar.
2. Pemilihan Disiplin Ilmu
Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subyek akademis adalah bagaimana memilih materi pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Apabila ingin memiliki penguasaan yang cukup mendalam maka jumlah disiplin ilmunya harus sedikit. Apabila hanya mempelajari hanya sedikit disiplin ilmu maka penguasaan siswa akan sangat terbatas, sehingga ada beberapa langkah untuk mengatasi masalah tersebut antara lain:
a. Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh dengan tekanan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau pengetahuan.
b. Mengutamakan kebutuhan masyarakat atau kegunaan dari disiplin ilmu bagi masyakat.
c. Pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar bagi disiplin yang lainnya.





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kurikulum subyek akademis bersumber dari konsep pendidikan klasik esensialisme dan perenialisme yang berorietasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu. Tugas pendidik adalah meneruskan dan memelihara hasil-hasil budaya tersebut. Pendidikan ini mengutamakan isi kurikulum yang terdiri atas disiplin-disiplin ilmu yang sudah tersusun secara sistematis dan solid. Pengajaran lebih bersifat ekspsitori. Model kurikulum ini lebih banyak dipakai karena penyusunannya lebih mudah, tinggal mengambil saja dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai.













DAFTAR PUSTAKA
Neil, John D. MC. 1988. Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif. Jakarta: Wira Sari.
Sukmadinata, Nana Sy. 1988. Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
http://id.wikipedia.org/wiki/kurikulum
http://pwgaskin.wordpress.com/2009/11/03/konsepsi-kurikulum/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank yaws