Kamis, 19 April 2012

rancangan penelitian non eksperimen

McMillan dan Schumacher memulai dengan membedakan penelitian antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang bertolak dari asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed (tidak berubah), stabil, lepas dari kepercayaan, dan perasaan-perasaa individual. Realita terdiri atas bagian dan unsur yang terpisah satu sama lain dan dapat diukur dengan menggunakan instrumen.
Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode: deskriptif, survai, ex-post facto, komparatif, korelasional, dan penelitian tindakan. Beberapa metode penelitian yang biasa dipakai dalam penelitian pendidikan berdasarkan pendekatannya yang termasuk dalam kelompok metode penelitian kuantititaif noneksperimental, meliputi:

a. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif, tidak hanya dapat mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.

Contoh :
Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan berbahasa meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan dewasa awal. Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada masing-masing tahap, umpamanya masa: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan dewasa awal dilakukan pada saat bersamaan, tetapi subyeknya berbeda.

b. Penelitian Survai
Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga karakteristik utama dari survai : (1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, (2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi, (3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
Tujuan utama survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaimana anggota dari suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis kelamin, agama, dll. Seperti halnya metode deskriptif, survai juga ada yang bersifat longitudinal dan juga cross sectional. Survai longitudinal digunakan untuk mengumpulkan informasi/perubahan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang. Cross sectional mengumpulkan informasi dalam satu periode waktu tertentu yang relatif lebih pendek.

c. Penelitian Ex-post Facto

Penelitian Ex post fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebab- akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (sengaja dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu. Misalnya pelatihan meningkatkan pengetahuan atau kemampuan para peserta tentang gizi yang cukup pada waktu ibu hamil akan menyebabkan bayi sehat, atau koperasi yang sehat dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Penelitian ekspos fakto mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik, dengan menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau mengalami kejadian yang berbeda.

d. Penelitian Komparatif

Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrument yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompok- kelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
e. Penelitian Korelasional

Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.


4) Analisis Data Sekunder (http://asamba.blogspot.com/2007/05/analisis-data-sekunder.html)
Analisis data sekunder merupakan analisis data survei yang telah tersedia. Analisis ini mencakup interpretasi, kesimpulan atau tambahan pengetahuan dalam bentuk lain. Semua itu ditunjukkan melalui hasil penelitian pertama secara menyeluruh. Analisis bentuk ini merupakan analisis ulang (re-analysis) dalam bentuk atau sudut pandang berbeda dari laporan pertama (Thomas 1996, 42). Hasil dari penelitian pertama itu disaring melalui pengertian peneliti kedua, tergantung dari konteks dan situasi sosialnya.
Dari data sekunder didapat dua manfaat yang menyertainya. Penelitian sekunder dapat menjadi alternatif untuk mendapat jawaban yang tidak didapat dari penelitian primer. Dari data sekunder peneliti juga mendapat manfaat dengan menjadikanya alat komparasi dengan data yang telah ada untuk mencari perbedaan dengan temuan yang baru.
Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber yang mudah diakses, seperti perpustakaan. Bentuknya juga beragam, dari bentuk dokumentasi seperti surat, kontrak, dan memo. Peneliti juga bisa menggunakan jasa penyedia info dan CD ROM. Namun, yang perlu diperhatikan adalah terkadang data sekunder in bersifat subyektif dan memihak, tergantung penyedianya. Kent memaparkan bahwa setidaknya ada empat tipe berbeda dari data sekunder:
1. jurnal, artikel, buku dan koran yang dipublikasikan.
2. data statistik dari pemerintah atau sumber lain.
3. data dari rumah produksi, penelitian pasar atau iklan.
4. data hasil dari operasional sehari-hari.
Keuntungan yang didapat dari penggunaan data sekunder antara lain: (1) peneliti baru mendapat info setelah penelitian usai sehingga data didapat menyeluruh, tidak setengah-setengah; (2) bukan hanya jadi alternatif sumber bahan, tetapi dapat juga menjadi sumber data utama; (3) data jenis ini dapat memberi data dengan kualitas lebih tinggi dengan mengusulkan hipotesis, formulasi masalah dan metode penelitian yang sebaiknya dilakukan; (4) data sekunder telah melalui proses analisis yang baik.
Selain empat keuntungan di atas, peneliti pengguna data sekunder hendaknya juga perlu memerhatikan beberapa kelemahannya seperti: (1) data yang terkadang bias dan tidak sesuai dengan tujuan penelitian yang spesifik, (2) data terlampau luas sehingga bisa terjadi misinterpretasi, (3) biasanya tidak up to date sehingga kadang perlu analisis ulang dengan tambahan data tertentu, (4) data lama inilah yang terkadang dapat mengurangi validitasnya.
Kesimpulannya, penggunaan data sekunder dalam penelitian bisa menjadi pilihan. Selain kemudahan akses sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, data jenis ini juga cukup memadai bagi penelitian oleh mahasiswa. Namun, yang perlu dijadikan catatan adalah bahwa data sekunder cenderung bias sehingga tidak akurat atau tidak sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Tetapi, secara keseluruhan penggunaan data sekunder lebih banyak keuntungannya sehingga tak heran jika data ini banyak dipakai.

referensi:

http://erispendas.blogspot.com/2011/10/beberapa-rancangan-penelitian-non.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank yaws