KELOMPOK VI
POLA-POLA ORGANISASI PUSAT SUMBER BEELAJAR
(disusun untuk memenuhi matakuliah pengelolaan sumber belajar)
Dosen Pengampu: Drs. Sugeng Purwanto
Oleh:
1. Riyanto (1102409004)
2. Deny wicaksono (1102409005)
3. M. Alghazaly (1102409023)
4. Syarif Hidayatullah (1102409035)
5. Tatak Adi Naluri (1102409008)
KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
Pertemuan ke 7
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 menyatakan bahwa Negara bertujuan mencerdaskan kehidupan Bangsa. Dalam upaya mewujudkan tujuan yang dimaksud, setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran (pasal 31 ayat 1 UUD 1945). Dan dalam pasal 1 no 20 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kebijakan-kebijakan tersebut menjadi dasar bagi lembaga pendidikan untuk menciptakan dan mengembangkan seluas-luasnya sebuah konsep pendidikan yang sesuai dengan kemajuan jaman agar dapat bersaing ditengah-tengah tantangan global.
Pertumbuhan pusat sumber belajar merupakan suatu kemajuan bertahap yang hanya terdiri dari media cetak yang kemudian perlu di kembangkan melalui pola-pola organisasi pusat sumber belajar. Dengan semakin meluasnya kemajuan dalam bidang komunikasi dan teknologi, dinamika proses belajar dan sumber belajar yang bervariasi semakin diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dengan penekanan pada bahan pengajaran yang baru melalui produksi audiovisual digabung dengan perpustakaan yang melayani media cetak, maka timbul pusat multi media.
BAB II
Pola Organisasi Pusat Sumber Belajar
Pola organisasi pusat sumber belajar pada umumnya dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
1. Pola terpisah (independen and decentralized)
2. Pola terpusat (centralized organization)
3. Kombinasi dari kedua pola tersebut (pola hyrid)
Pola organisasi pusat sumber belajar tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal ini dapat diamati dalam proses pelaksanaan tugas dan pelayanan serta tanggung jawab. Setiap pola organisasi pusat sumber belajar menjalankan fungsinya masing-masing sesuai dengan tugas dan wewenang yang dibebankan akan tetapi tidak lepas dari kontrol yang di atasnya. Karna ketiga pola tersebut merupakan pola organisasi yang saling berkaitan dalam hal pertanggung jawaban.
Pola organisasi tersebut disesuaikan dengan tingkat permintaan klien. Namun, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
A. Pola Organisasi Terpisah
Pola organisasi terpisah merupakan pola organisasi yang bersifat otonom dalam hal mengelola pusat sumber belajar. Biasanya pola ini membidangi salah satu bidang atau bagian sumber belajar artinya bertanggung jawab dalam bidang tersebut. Pelayanan yang diberikan hanya menyangkut bidang sumber belajar yang dibebankan. Dan gedung perkantorannya pun terpisah dengan kantor pusat. Hal ini diberikan wewenamg untuk mengelola sumber belajar tersebut secara mandiri akan tetapi dipertanggung jawabkan kepada atasannya atau kantor pusat. Dalam prosesnya, pola organisasi pusat sumber belajar terpisah mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Pola Organisasi Terpisah
a) Tiap bagian berdiri sendiri (otonom), dengan demikian tiap bagian bebas mengurus bagiannya sendiri tanpa terikat oleh peraturan dari bagian lainnya. Misalnya bagian audio merupakan bagian yang terpisah dari bagian televisi sekalipun berhubungan sangat erat.
b) Dapat melayani lebih leluasa dan lebih akrab karena klien yang datang khusus bagian tersebut tidak sebanyak bila semua bagian berada pada satu tempat yang sama.
c) Kemungkinan juga ruangan khusus bagian tersebut dapat diatur sebaik mungkin sehingga ruangan lebih nyaman.
d) Dengan terpisah-pisahnya bagian-bagian secara fisik maupun administratif maka bagian tersebut dapat ditempatkan mendekati klien yang paling sering membutuhkan. Misalnya, pelayanan audio visual ditempatkan di Jurusan Tekhnologi Pendidikan dan sebagainya.
Kekurangan Pola Organisasi Terpisah
a) Karena tiap bagian tempatnya terpencar-pencar maka secara keseluruhan tambahan tenaga dan pengamanan yang cukup
b) Jumlah anggaran yang disediakan secara keseluruhan menjadi lebih banyak.
c) Terjadi tumpang tindih dalam tugas
d) Karena semua bagian ingin bebas mengatur dirinya sendiri biasanya selalu berebut dana (competition in budget), karena tiap bagian berdiri sendiri secara terpisah, baik administratif maupun fisik, maka agak sulit dikontrol dan memerlukan tenaga pengamanan yang lebih banyak, bahkan banyak yang tidak terjamin keamanannya.
B. Pola Organisasi Terpusat
Pola organisasi pusat sumber belajar terpusat merupakan pola organisasi yang menampung seluruh bagian unsur yang mempengaruhi proses pengelolaan dan pelaksanaan sumber belajar. Mulai dari unsur pimpinan, sekretariat, bidang, sampai pada unsur sarana dan peralatan ditampung dalam satu gedung artinya lokasi tidak dipisahkan. Sehingga pengelolaanya berpusat pada satu lokasi atau satu gedung. Namun dalam prosesnya mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan Pola Organisasi Terpusat
a) Secara fisik lokasi tidak terpisah. Seluruh bagian, seksi, sekretariat, pimpinan, dan nara sumber berada dalam satu gedung.
b) Karena semua unsur pimpinan, pengelola, sarana dan peralatan berada dalam satu gedung, maka sangat memudahkan pengawasan prosedur kerja, penggunaan ruangan dan peralatan serta pengawasan penggunaan keuangan.
c) Secara administratif hanya ada satu top manager. Dengan demikian dapat dihindari hambatan birokrasi antar bagian atau antar seksi. Demikian juga hanya ada satu laporan dari top manager ke atas (pembantu rektor bidang akademis). Pada pola terpisah tiap bagian semuanya melapor sendiri-sendiri kepada pembantu rektor bidang akademis.
d) Hubungan kerja makin erat dan saling mendukung. Misalnya suatu produksi program televisi tidak bisa berproduksi sendiri tanpa bantuan di bagian grafis, fotografi, film, dan audio.
e) Dengan demikian penggunaan dana, sarana, peralatan, dan pelaksanaan administratif lebih efisien.
Kekurangan Pola Organisasi Terpusat
Mungkin gedung pusat PSB yang merupakan kumpulan dari media cetak, peralatan, bahan, studio, laboratorium, ruang perkantoran bagian perbaikan (teknisi) adalah suatu bangunan yang relatif besar dan berdiri sendiri. Oleh karena itu, memerlukan lokasi tersendiri yang kadang-kadang terpisah dengan ruang perkuliahan. Adanya jarak ini menimbulkan kesulitan, terutama dalam melayani klien yang volume permintaanya sangat padat dan membutuhkan pelayanan yang cepat.
C. Pola Hybrid
Pola ini adalah kombinasi dari pola terpisah dan pola terpusat. Karena kedua pola terdahulu mengandung kelebihan dan kekurangan, maka pola hybrid ini dapat diterapkan sebagai alternatif lain.
Kekurangan dari pola terpusat ialah mungkin gedung pusat sumber belajar yang merupakan kumpulan dari media cetak, peralatan, bahan, dan studio, laboratorium, ruang perkantoran, bagian perbaikan (teknisi) adalah suatu bangunan yang relatif besar dan berdiri sendiri. Oleh karenanya tidak jarang memerlukan lokasi tersendiri yang kadang-kadang terpisah dengan ruang perkuliahan. Adanya jarak ini menimbulkan kesulitan, terutama dalam melayani klien yang volume permintaannya sangat padat dan membutuhkan pelayanan yang cepat.
Kesulitan inilah yang hendak diatasi oleh pola Hybrid ini. Pola hibrid membenarkan sistem kerja pola terpusat tetapi tidak seluruhnya. Staf pengajar dan mahasiswa dari fakultas atau jurusan tertentu memerlukan literature, bahan, peralatan, dan layanan khusus, sesuai dengan kebutuhannya dan sering segera harus dilayani. Apa yang dibutuhkannya tidak sama dengan kebutuhan dari staf pengajar dan mahasiswa dari fakultas atau jurusan lain. Karena desakan inilah maka pola terpusat ditambah dengan satelit. Satelit ini merupakan pelayyanan khusus untuk klien tertentu. Misalnya jurusan geografi, dijurusan atau fakultas dimana geografi tersebut berada perlu disediakan media cetak, bahan, peralatan yang khusus oleh satelit yang merupakan bahan / koordinasi oleh pusat sumber belajar tingkat universitas atau institute. Demikian juga fakultas atau jurusan lain yang volume pelajarannya khusus dan padat.
Seluruh satelit harus menyediakan seluruh informasi program, bahan belajar, peralatan, layanan dan latihan, dari satelit unit masing-masing kepada pusat PSB universitas. Hal ini memudahkan bagi pengunjung (pemakai) dari dalam universitas maupun dari luar untuk mengetahui seluruh layanan yang dapat diberikan oleh PSB pusat maupun satelit di universitas tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pusat Sumber Belajar sangatlah diperlukan untuk menunjang pendidikan. Dengan adanya Pusat Sumber Belajar sangat membantu proses pembelajaran dan pendidikan bagi siswa dan guru. Oleh karena itu pengembangan Pusat Sumber Belajar sangat diperlukan, pengembangan dapat dilakukan dengan pola-pola organisasi seperti Pola terpisah (independen and decentralized), Pola terpusat (centralized organization), Kombinasi dari kedua pola tersebut (pola hyrid). Jadi guru bisa dengan mudah menemukan buku panduan dan media yang yang digunakan untuk proses pembelajaran. Dan siswapun akan merasa senang dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://tovansamad.blogspot.com/
http://tekpen07b.blogspot.com/
Purwanto, Sugeng. 2002. PAPARAN MATAKULIAH PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank yaws