Jumat, 22 Maret 2013
konsep evaluasi program
MAKALAH
“KONSEP EVALUASI PROGRAM”
Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Evaluasi Program Pendidikan
Kelompok 1
Disusun Oleh :
1. Zulfa Riza Yogatama 11024090
2. Asrofi Saiful Hidayat 1102410005
3. Bachtiar Dwi Yuliansya 1102410006
4. Miladina Karimah 1102410007
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
a. Pengertian Evaluasi Program
b. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program
c. Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program
d. Evaluator Program
e. Tujuan dan Sasaran Evaluasi Program
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami:
a. Pengertian Evaluasi Program
b. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program
c. Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program
d. Evaluator Program
e. Tujuan dan Sasaran Evaluasi Program
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Program
Ada tiga istilah yang digunakan dan disepakati pemakaiannya, sebelum disampaikan uraian lebih jauh tentang evaluasi program, yaitu “evaluasi” (evaluation), “pengukuran” (measurement), dan“penilaian” (assessment).
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Istilah “penilaian” merupakan kata benda dari “nilai”. Pengertian “pengukuran” mengacu pada kegiatan membandingkan sesuatu hal dengan satuan ukuran tertentu, sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (AS Hornby, 186) evaluasi adalah to find out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Suchman (1961 dalam Anderson, 1975) evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Worthen dan Sanders (1973 dalam Anderson, 1971) bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Stufflebeam (1971, dalam Fernandes 1984) evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan altematif keputusan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.Sampai dengan kira-kira tahun 1974 masyarakat masih menganggap bahwa evaluasi pendidikan terbatas pengertiannya pada penilaian hasil belajar.
B. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi.
3. Perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program untuk mengetahui secara rinci kondisi objek yang dievaluasi.
4. Menggunakan standar, kriteria, atau tolok ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan.
5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.
6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada indikator dari program yang dievaluasi.
7. Standard atau tolok ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan.
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
C. Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program
Program merupakan sistem yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen yang merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan bekerja sama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Yang dimaksud komponen program adalah bagian-bagian yang menunjuk napas penting dari keterlaksanaan program. Misalnya program pembelajaran yang tergantung pada faktor (1) siswa, (2) guru, (3) materi/ kurikulum, (4) sarana dan prasarana, (5) pengelolaan, dan (6) lingkungan. Kegagalan pembelajaran tidak dapat dibebankan pada hanya salah satu atau dua faktor saja, tetapi harus diteliti komponen atau faktor mana yang kinerjanya kurang baik.
D. Evaluator Program
Untuk dapat menjadi evaluator, seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.
3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
4. Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data, dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesagesa.
5. Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung risiko atas segala kesalahannya.
Ada dua kemungkinan asal (dari mana) orang untuk dapat menjadi evaluator program ditinjau dari program yang akan dievaluasi. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Evaluator dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Evaluator Dalam (Internal Evaluator)
Evaluator dalam adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang dievaluasi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari evaluator dalam, yaitu
Kelebihan:
1) Evaluator memahami betul program yang akan dievaluasi sehingga kekhawatiran untuk tidak atau kurang tepatnya sasaran tidak perlu ada. Dengan kata lain, evaluasi tepat pada sasaran.
2) Karena evaluator adalah orang dalam, pengambil keputusan tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membayar petugas evaluasi.
Kekurangan:
1) Adanya unsur subjektivitas dari evaluator, sehingga berusaha menyampaikan aspek positif dari program yang dievaluasi dan menginginkan agar kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan baik pula. Dengan kata lain, evaluator internal dapat dikhawatirkan akan bertindak subjektif.
2) Karena sudah memahami seluk-beluk program, jika evaluator yang ditunjuk kurang sabar, kegiatan evaluasi akan dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat.
2. Evaluator Luar (External Evaluator)
Yang dimaksud dengan evaluator luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada di luar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Tim evaluator luar ini biasa dikenal dengan nama tim bebas atau independent team.
Kelebihan:
1) Oleh karena tidak berkepentingan atas keberhasilan program maka evaluator luar dapat bertindak secara objektif selama melaksanakan evaluasi dan mengambil kesimpulan.
2) Seorang ahli yang dibayar, biasanya akan mempertahankan kredibilitas kemampuannya. Dengan begitu, evaluator akan bekerja secara serius dan hati-hati.
Kekurangan:
1) Evaluator luar adalah orang baru, yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang akan dievaluasi. Mereka berusaha mengenal dan mempelajari seluk-beluk program tersebut setelah mendapat permintaan untuk mengevaluasi. Mungkin sekali pada waktu mendapat penjelasan atau mempelajari isi kebijakan, ada hal-hal yang kurang jelas. Hal itu wajar karena evaluator tidak ikut dalam proses kegiatannya. Dampak dari ketidakjelasan pemahaman tersebut memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat.
2) Pemborosan, pengambil keputusan harus mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas.
E. Kaitan antara Tujuan Program dengan Tujuan Evaluasi Program
Secara singkat evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian program, yaitu mengukur sejauh mana sebuah kebijakan dapat terimplementasikan.
Berikut ini beberapa contoh kegiatan sederhana yang merupakan program dan yang bukan program.
a. Kegiatan membaca, Tujuan kegiatan ini adalah untuk menangkap isi bacaan. Sedangkan tujuan evaluasi kegiatan adalah untuk mengetahui apakah pembaca dapat menangkap isi bacaan yang dibaca.
b. Program seminar, Tujuan program ini adalah untuk membahas sesuatu topik di dalam forum peserta seminar. Sedangkan tujuan evaluasi program ini adalah untuk mengetahui (melalui pengumpulan data) apakah topik yang diajukan dalam seminar sempat dibahas, dan apakah peserta seminar mempunyai kesempatan untuk membahas topik yang diajukan dalam forum seminar.
c. Program usaha kesehatan sekolah (UKS), Tujuan program ini adalah untuk mengatasi masalah kesehatan siswa dan personel lain di sekolah yang bersangkutan. Sedangkan tujuan evaluasi programnya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang tertanganinya masalah kesehatan di sekolah, antara lain untuk mengetahui apakah Iayanan yang diberikan oleh UKS memuaskan bagi Para siswa dan personel sekolah lainnya.
Dari ketiga contoh di atas, dapat ditentukan mana kegiatan yang merupakan penelitian dan mana yang penelitian tetapi juga sekaligus evaluasi program. Evaluasi program dilakukan dengan cara yang sama dengan penelitian. Jadi, evaluasi program adalah penelitian yang mempunyai ciri khusus, yaitu melihat keterlaksanaan program sebagai realisasi kebijakan, untuk menentukan tindak lanjut dari program dimaksud.
Keduanya dimulai dari menentukan sasaran (variabel), membuat kisi-kisi, menyusun instrumen, mengumpulkan data, analisis data, dan mengambil kesimpulan. Yang membedakan adalah langkah akhirnya. Jika kesimpulan penelitian diikuti dengan saran maka evaluasi program selalu harus mengarah pada pengambilan keputusan, sehingga harus diakhiri dengan rekomendasi kepada pengambil keputusan.
Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing komponen. Agar dapat melakukan tugasnya maka seorang evaluator program dituntut untuk mampu mengenali komponen-komponen program.
Untuk mempermudah mengidentifikasi tujuan evaluasi program, kita harus memperhatikan unsur-unsur dalam kegiatan atau penggarapannya. Ada tiga unsur penting di dalam kegiatan atau penggarapan suatu kegiatan, yaitu
a. what = apa yang digarap
b. who = siapa yang menggarap, dan
c. how = bagaimana menggarapnya.
Sasaran Evaluasi Program
Untuk menentukan sasaran evaluasi, evaluator perlu mengenali program dengan baik, terutama komponen-komponennya. Karena yang menjadi sasaran evaluasi bukan program secara keseluruhan tetapi komponen atau bagian program.
Tujuan umum harus dijabarkan menjadi tujuan khusus maka sasaran evaluator diarahkan pada komponen agar pengamatannya dapat lebih cermat dan data yang dikumpulkan lebih lengkap. Untuk itulah maka evaluator harus memiliki kemampuan mengidentifikasi komponen program yang akan dievaluasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
• Evaluasi merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris, evaluation. Menurut pengertian umum, “program” dapat diartikan sebagai “rencana”. Evaluasi program adalah langkah awal dal am supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program itu sangat bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan karena dengan masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari has il evaluasi adalah sebuah rekomendasi dad evaluator untuk pengambil keputusan(decision maker).
• Ciri dan persyaratan evaluasi yaitu ; Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang, Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis, Perlu adanya identifikasi komponen, Menggunakan standar, kriteria, atau tolok ukur sebagai perbandingan, Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan, Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci.
• Program merupakan satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa indikator. Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau subkomponen yang lain.
• Seorang Evaluator Program harus mempunyai persyaratan mampu melasanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, hati-hati dan bertanggung jawab. Evaluator terdapat dua jenis, yaitu Evaluator Dalam dan Evaluator Luar.
• Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
- http://anan-nur.blogspot.com/2012/01/evaluasi-program-pendidikan-prof-dr.html [diunduh pada tanggal 7/9/2012 pukul 19.27]
- http://susantronika.blogspot.com/2011/05/evaluasi-program-pendidikan.html [diunduh pada tanggal 7/9/2012 pukul 19.37]
- http://iskandarputarulalam.blogdetik.com/ [diunduh pada tanggal 7/9/2012 pukul 19.45]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank yaws