Jumat, 22 Maret 2013
proposal evaluasi program
MAKALAH
MENYUSUN PROPOSAL EVALUASI PROGRAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Evaluasi Program Pendidikan Semester Ganjil Tahun 2012
Rombel 02
Disusun Oleh :
Ahmad Mabrur 1102411041
Achmad Farchan 1102411049
Faisal Nur Iman 1102411084
KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKLUTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program merupakan jabaran dari suatu kebijakan organisasi dalam mencapai visi dan menjalankan misinya. Program terdiri dari berbagai kegiatan, baik yang diselenggarakan secara berantai atau paralel yang bermuara pada tujuan program yang telah ditetapkan.
Tercapai atau tidaknya informasi bisa dilakukan melalui monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini sering disandingkan secara bersamaan dalam istilah ME (Monitoring dan Evaluasi atau kadang juga disingkat menjadi Monev). Kegiatan monitoring sebenarnya banyak diklaim para ahli evaluasi termasuk ke dalam kegiatan evaluasi, karena evaluasi pasti dimulai dengan monitoring , melihat, mengamati dan mencatat. Hasil amatan itu kemudian dianalisis dan dihasilkan rekomendasi-rekomendasi terkait dengan hasil capaian atau kemajuan program.
Pada dasarnya evaluasi program merupakan sebuah sebuah penelitian, tetapi memiliki ciri khusus. Ciri khusus dalam evaluasi program adalah adanya kriteria dan tolak ukur. Di dalam pengertian umum sudah diketahui bahwa mengevaluasi adalah membandingkan kondisi atau keadaan sesuatu dengan sebuah standar ukuran.
Apabila dikatakan bahwa prosedur evaluasi program sama dengan prosedur yang dilalui oleh peneliti maka langkah-langkahnya pun ama. Ada lima langkah penting dalam prosedur evaluasi program, yaitu (1) menyusun proposal, (2) menyusun alat pengukur data (instrumen), (3) mengumpulkan data, (4) menganalisis data, (5) mengambil kesimpulan dan merumuskan rekomendasi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai;
1. Apa pengertian dan status proposal dalam evaluasi program ?
2. Bagaimana cara menyusun bagian pendahuluan proposal evaluasi program ?
3. Bagaimana cara menuliskan bagian metode evaluasi program ?
4. Bagaimana cara membuat alat atau instrumen evaluasi program ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Status Proposal Dalam Evaluasi Program.
Proposal adalah sebuah rencana kerja yang menggambarkan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi program. Ibarat akan melakukan suatu perjalanan, proposal ini merupakan sebuah peta yang menggambarkan wilayah, jaringan jalan yang akan dilalui, serta langkah-langkah yang akan diambil ketika melalui jalan tersebut.
Mengapa harus proposal? Mengingat fungsi proposal seperti sudah disebutkan, terlebih bahwa program itu sendiri merupakan suatu sistem yang kompleks dan merupakan realisasi suatu kebijakan maka dalam evaluasi program keberadaan proposal memegang peran yang sangat penting. Tanpa ada proposal, kegiatan tidak akan berjalan lancar karena tanpa arah yang jelas, dan semuanya menjadi mendadak.
Melaksanakan evaluasi program berarti melakukan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks. Sebelum mulai melakukan pekerjaan, pelaku sebaiknya memiliki gambaran yang jelas tentang latar belakang atau alasan yang emndorong untuk melakukan evaluasi, target yang harus dicapai, apa saja yang harus dikerjakan, metode apa yang digunakan, dengan apa keberhasilan kerja harus diukur, dan lain sebagainya. Proposal merupakan sesuatu yang dapat memberikan petunjuk bagi siapa saja yang akan melaksanakan evaluasi program terhadap program yang harus dievaluasi. Denga demikian, dapat dipahami bahwa pelaku evaluasi program tidak harus orang yang menysun proposal.
Siapakah yang harus menyusun proposal? Ada tiga kemungkinan evaluator ditinjau dari sudut program yang akan dievaluasi, yaitu evaluator dalam, evaluator luar, dan gabungan dari keduanya.
Evaluator luar adalah petugas evaluasi program dan orang tersebut terlibat langsung meupun tidak langsung dengan program yang dievalusi. Ditinjau dari aspek psikologis, evaluator luar dapat dikatakan baik karena tidak akan atau sedikit sekali dipengaruhi oleh unsur subjektifitas dari dirinya. Dikarenakan tidak berkepentingan dengan program, evaluator luar tidak terdorong untuk mengangkat nilai yang diperoleh. Adapun sisi negatif dri evaluator luar adalah evaluator tersebut mungkin kurang memahami “ jiwa ” dari program yang akan dievaluasi.
Jenis lain adalah evaluator dalam. Dari namanya saja sudah dapat ditebak, bahwa yang dimaksud dengan evaluator dalam adalah petugas evaluasi, yang orangnya terlibat dalam kegiatan program yang dievaluasi, baik langsung maupun tidak langsung. Karena berasal dari dalam, biasanya (memang diharapkan demikian) orang tersebut memahami seluk beluk program sehingga arah evaluasinya tidak keliru. Namun sisi negatifnya, karena dia merupakan “ orang dalam” yang sangat berkepentingan dengan keberhasilan program, tidak mustahil jika orang tersebut dicurigai untuk berbuat sesuatu yang cenderung sebjektif dan menguntungkan pelaksana program. Sisi negatif yang digambarkan hanyalah menunjukkan apa yang terjadi pada umumnya, jadi tidak semua.
Setelah membandingkan antara evaluator luar dan evaluator dalam yang masing-masing mengandung kelebihan dan kekurangan, dapat diatasi dengan menggunakan evaluator gabungan. Tim evaluator yang ditunjuk terdiri dari orang-orang luar dan satu atau dua orang dalam. Evaluator yang diambil dengan cara gabungan, disarankan hendaknya yang menjadi ketua tim bukanlah orang dalam, agar mobilitasnya lebih leluasa.
Apabila yang mengerjakan evaluasi orang dari luar program, diharapkan tujuan dapat dicapai secara efektif dan evaluasi dapat tepat arah, pemesan sebaiknya juga membuatkan proposal sekaligus. Jika dapat dilakukan demikian, tentu isi proposal akan lebih lengkap dan dapat lebih tepat arah. Namun apa yang dikemukakan tersebut tidak selamanya terjadi. Banyak pemesan evaluasi yang tidak mampu membuat proposal, dengan alasan kurang menguasai caranya atau ada pertimbangan lain. Bahkan, pemesan terkadang berpendapat bahwa kerena evaluator dipandang memiliki kemampuan yang andal, dan mereka ditunjuk untuk tugas itu maka semuanya diserahkan kepada tim evaluator, termasuk dalam penyusunan proposal. Hal seperti ini justru terdapat banyak di masyarakat.
Apa sajakah yang tertera di dalam sebuah proposal? Sesuai dengan makna dengan pengertiannya, proposal adalah sebuah rencana kerja tertulis. Melalui fungsinya itu, maka isinya menyebutkan hal-hal yang dirancang untuk dilakukan disertai dengan penjelasan tentang alasan, arah dan tujuan evaluasi. Meskipun isinya tersebut bermacam-macam, tetapi secara garis besar isi proposal ada dua bagian yaitu pendahuluan dan metodologi.
2.2. Cara Menyusun Bagian Pendahuluan
Pada umumnya garis besar isi bagian pendahuluan sebuah proposal evaluasi adalah (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3) tujuan umum dan tujuan khusus, dan (4) manfaat hasil evaluasi.
a. Aturan Penulisan Latar Belakang Masalah
Bagian pertama dari sebuah proposal adalah “ latar belakang masalah ”. Yang dimaksud dengan latar belakang masalah adalah hal-hal yang mendasari lahirnya kegiatan. Berdasarkan pengertian tadi, maka yang termuat di dalam latar belakang masalah adalah hal-hal yang mendorong atau alasan dilaksanakannya evaluasi program. Alasan tersebut harus betul-betul kuat, tidak mengada-ada sehingga memberikan gambaran kepada pembaca bahwa kegiatan evaluasi program yang akan dikerjakan memang betul-betul perlu dilaksanakan.
b. Aturan Penulisan Pertanyaan Evaluasi Program
Setelah tujuan evaluasi dirumuskan, evaluator kemudian mengoperasionalkan tujuan evaluasi tersebut ke dalam bentuk pertanyaan evaluasi. Pertanyaan yang akan dijawab dalam kegiatan evaluasi ini semestinya jangan melenceng dari tujuan yang ingin dikehendaki dalam proses evaluasi.
Sebagai panduan umum, berikut adalah model pertanyaan yang biasanya muncul dalam evaluasi program.
Tentang Dampak/ Pengaruh
1. Apakah perilaku/ aktivitas/ orang-orang berubah akibat program yang dijalankan?
2. Siapa yang diuntungkan dan bagaimana?
3. Apakah semua partisipan program puas dengan apa yang mereka dapat dari program tersebut?
4. Apakah capaian program yang didapat sebanding dengan sumber daya yang diinvestasikan?
5. Apa yang bisa orang pelajari, dapatkan, dan capai dari hasil program tersebut?
Tentang Implementasi Program
1. Terdiri dari aktivitas atau even apakah program yang akan/sedang/ telah berjalan?
2. Metode apa yang digunakan dalam menjalankan program?
3. Siapa yang sebenarnya menjalankan program dan seberapa baik mereka melakukannya?
4. Sumber daya dan input apakah yang diinvestasikan dalam program?
Tentang Konteks Program
1. Seberapa baik program sesuai dengan keadaan setempat? Misalnya dengan tingkat pendidikan dan kemampuan belajar, kondisi sosial/ ekonomi sasaran target?
2. Seberapa besar kondisi sosisal-ekonomi-politik yang ada berkontribusi atau memngaruhi keberhasilan program?
3. Bagaimana keadaan wilayah/ tempat program itu dijalankan, adakah setting yang bisa diubah?
Tentang Kebutuhan Program
1. Kebutuhan- kebutuhan apa saja yang bisa diidentifikasi melalui program?
2. Bagaimana karakteristik dari populasi terget program?
3. Aset apakah yang ada di konteks program dan kelompok target bisa dikembangkan?
c. Aturan Perumusan Tujuan Evaluasi Program
Dalam melakukan evaluasi, Taylor-Powel, dkk., ( 1996 ) mengidentifikasi beberapa dimensi umum yang biasanya ingin digali dalam tujuan evaluasi sesuai program, yaitu:
1. Dampak/ pengaruh program. Dalam dimensi ini, evaluator akan mengkaji seberapa jauh program yang akan, sedang, atau telah dijalankan memiliki konsekuensi terhadap konteks, partisipan dan subjek, sistem, atau lainnya.
2. Implementasi Program. Evaluator melakukan kajian terhadap seberapa jauh pelaksanaan program ini akan dan sedang dijalankan.
3. Konteks program. Evaluator mengamati dan mengkaji kondisi konteks (lingkungan) dari program yang akan, sedang, dan telah dijalankan, seberapa jauh ketertarikannya,dan apa sajakah konteksnya.
4. Kebutuhan program. Evaluator mengkaji tentang faktor-faktor penentu keberhasilan program dan keberlanjutannya di masa yang akan datang.
d. Aturan Penulisan Manfaat Evaluasi Program
Diharapkan seorang evaluator perlu hati-hati dalam menyebutkan pihak-pihak yang diharapkan memanfaatkan hasil evaluasi. Jika memang kaitannya jauh, evaluator tidak harus terlalu berharap bahwa hasil pekerjaannya dimanfaatkan oleh banyak pihak.Hal yang tidak boleh dilupakan adalah manfaat bagi pengambilan keputusan yang mengeluarkan kebijakan pelaksanaan program yang dievaluasi.
2.3. Cara Menuliskan Bagian Metode Evaluasi Program
Metode adalah kumpulan metode yang berkenaan dengan kegiatan yang dilakukan. Metode evaluasi program, karena kegiatannya tidak lain adalah penelitian maka sam dengan metode yang lazim terdapat dalam penelitian. Secara garis besar ada 4 hal yang perlu diatur dengan metode tertentu dalam langkah evaluasi, yaitu (1) penentuan responden atau subjek simber data, (2) metode pengumpulan data, (3) penentuan alat atau instrumen, dan(4) analisis data.
a. Penentuan Responden atau Sumber Data
Dalam setiap penelitian (dalam hal ini evaluasi) kita harus berfikir sederhana mengenai : (1) apa objek yang dievaluasi (indikator), (2) dari mana informasi tentang objek tersebut dapat diperoleh (sumber data), dan (3) dengan cara apa informasi tersebut dapat diperoleh (metode pengumpulan data ).
b. Metode Pengumpulan Data
Evaluasi Program adalah penelitian metode penumpulan data yang digunakan dalam evaluasi program sama dengan metode pengumpulan data dalam penelitian. Jenis metode dimaksud adalah angket, wawancara (interview) pengalaman (observasi), tes, dokumentasi, dan inventori. Penjelasan tentang pengertian, jenis atau ancaman, cara menyusun, dan cara menggunakan, dapat dibaca dari buku-buku penelitian.
c. Penentuan Instrumen Pengumpul Data
Dari arti istilahnya, instrumen menunjuk pasa sesuatu yang dapat berfungsi sebagai pembantu agar usaha pencapaian tujuan lebih mudah. Dalam usaha mengumpulkan data, instrumen berfungsi untuk mempermudah, memperlancar dan membuat pekerjaan pengumpul data menjadi lebih sistematik. Sebagai contoh dalam melakukan wawancara kepada responden mungkin pada awal proses wawancara evaluator merasa tidak memrlukan instrumen karena masih ingat akan pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan oleh responden.
Untuk melakukan penelaahan terhadap dokumen, evaluator juga memerlukan instrumrn berupa panduan berisi hal-hal penting tentang data yang akan dikumpulkan. Panduan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk daftar hal atau tabel. Sebagai contoh, jika evaluator akan menilai notulen rapat maka hal-hal yang perlu digali, antara lain:
1. Hari/ tanggal rapat;
2. Pimpinan rapat
3. Banyak peserta rapat dan nama-nama yang hadir
4. Acara atau isi pembeicaraan
5. Kesimpulan atau hasil rapat
6. Rencana tindak lanjut.
2.4. MEMBUAT ALAT ATAU INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM
Dalam setiap penelitian, instrumen merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan sangat penting, karena instrumen akan menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Semakin tinggi kualitas instrumen, semakin tinggi pula hasil evaluasinya. Dalam buku-buku penelitian selalu disebutkan sekurang-kurangnya ada empat persyaratan bagi instrumen yang baik,yaitu sebagai berikut.
- Valid atau sahid, yaitu tepat menilai apa yang akan dinilai.
- Reliabel, dapat dipercaya, yaitu bahwa dat yang dikumpulkan benar seperti apa adanya, bukan palsu.
- Praktikebel, yaitu bahwa instrumen tersebut mudah digunakan, praktis dan tidak rumit.
- Ekonomis, yaitu tidak boros dalam mewujudkan dan menggunakan sesuatu disalam penyusaunan, artinya tidak banyak membuang uang, waktu dan tenaga.
Menyusun instrumen merupakan ;pekerjaan yang penting, tetapi memang agak rumit. Itulah sebabnya penusunan dituntut memiliki kemampuan yang memadai seperti yang disyaratkan. Denagn modal kemampuan tersebut penyusun akan melangkah dengan pasti, meneliti prosedur yang harus dilalui dalam menyusun instrumen nyang tepat bagi para petugas evaluasi program.
Langkah-langkah dimaksud adalah sebagai berikut :
- Mengidentifikasi komponenprogram dan indikatornya.
- Membuat kisi-kisi kaitan antara idikator, sumber data, metode pengumpulan data, dan instrumen.
- Menyusun butir-butir instrumen.
- Menyusun kriteria penilaian.
- Menyusun pedoman pengerjaannya.
1. Identifikasi Sasaran sebagai Objek Evaluasi
Walaupun bukan merupakan keharusan, untuk mengidentifikasi indikator ada petunjuk yang perlu diikuti agar hasilnya urut dan tuntas. Petunjuk untuk identifikasi indikator yang dimaksud adalah :
a. Mulai dari yang sifatnya kuantitatif, baru kualitatif. Misalnya meneliti bahan koleksi pertama dari banyaknya buku dan bahan koleksi lain misalnya filem, dosket, kaset, dan lain-lain baru sesudah itu banyaknya buku menurut jenis-masih kuantitatif kerena menunjuk angka- keduanya merupakan kuantitas baru kemudian kondisi bahan-bahan koleksi yang ada, yaitu kualitas.
b. Mulai dari luar, baru mengarah kedalam. Misalnya dari keadaan gedung (besar terlihat dari luar), kemudian menilai kamar (bagian dalam gedung), baru dilihat lebih cermat bahan dasar masing-masing ruangan. Penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan cara kombinasi, yaitu melihat dari aspek kuantitatif (ukuran gedung dan ruangan), baru melihat kondisi masing-masing kamar dengan memperhatikan aspek kualitatif seperti melihat lantai dari apa, dinding seperti apa, dan penerangannya bagaimana.
c. Mulai dari yang umum, baru ke khusus. Misalnya kualitas bahan koleksi secara umum (penampilan secara keseluruhan), baru kondisi masing-masing jenis bahan koleksi, dan dapat ke yang lebih khusus lagi, misalnya kualitas isi yang ditujukan oelh kelengkapan konsep yang disajikan, banyaknya contoh dan gambar, enaknya gaya bahasa, dan cara yang digunakan untuk menjelaskan dan ,kemutakhirannya.
d. Jika yang diidentifikasi merupakan proses atau prosedur maka diurutkan dari pemunculannya. Misalnya komponen yang dinilai kemampuan mengajar maka indikatornya urut dari proses yang terjadi, yaitu (a) membuat persiapan, (b) melaksanaan pembelajaran, dan (c) mengakhiri pelajaran.
2. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen
Kata kisi-kisi menunjuk pada gambaran jaringan kotak-kotak seperti kusen jendela kaca. Yang dimaksud dengan kisi-kisi dalam rangkaian proses penyusunan intrumen adalah semacam tabel kolom baris yang memberikan gambaran tentang kaitan antara objek sasaran evaluasi, instrumen, dan nomor-nomor butir dalam instrumen.
Kisi-kisi dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari tabel kaitan antara komponen-komponen-metode-instrumen. Dengan membuat kisi-kisi ini dengan tegas evaluator menunjukkan instrumen apa saja yang benar-benar akan digunakan, jumlah butir masing masing instrumen, dan butir berapa yang ditentukan untuk mengungkap suatu data.Di dalam kisi-kisi tidak perlu dicantumkan sumber data dan metode yang digunakan karena instrumen untuk metode yang dipilih sudah jelas ditentukan jenisnya.
3. Penyusunan Butir-Butir Instrumen
Dalam bagian ini akan diungkapkan mengenai kelemahan dan kesulitan yang banyak dijumpai dalam penyusunan butir-butir instrumen, agar tidak diulang oelh penyusun instrumen program yang lain. Untuk sekedar menyarankan kepada para evaluator, jangan lupa memperhatikan bagian-bagian yang penting dan membacanya lebih seksama. Bagian-bagian yang dimaksud adalah uraian yang berenanan dengan keterandalan instrumen, khususnya tentang validitas dan reabilita.
Menyususn instrumen merupakan langkah kegiatan yang relatif sulit akan tetapi penting. Berkenaan dengan penyusunan panduan dokumentasi dan pedoman wawancara sudah disinggung sedikit dalam uraian di atas. Hal yang banyak dikeluhkan dalam penyusunan instrumen oleh peneliti dan evaluator program pemula adalah cara membuat angket. Kesalahan yang umum adalah terdapat penyimpangan pertanyaan dari indikator yang akan dievaluasi. Untuk menghindari hal ini, penyususn instrumen perlu mencoba menjawab sendiri beberapa (atau semua) pertanyaan yang mereka ajukan. Jika jawaban tidak pas atau melenceng dari maksud pertanyyan, berarti butir tersebut rumusannya salah.
Ada beberapa kelemahan/ kesalahan yang sering penulis temukan dalam instrumen penelitian para peneliti pemula. Instrumen yang sering ditemui kesalahan atau kelemahannya adalah pada inatrumrn penelitian yang berupa anket dengan jawaban opsi. “ Selalau, Sering, Jarang, Kadang, Tidak Pernah” (atau sejenisnya) dan pada angket dengan opsi ‘ Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, dan Sangat Tidak Setuju” (atau sejenisya).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Evaluasi program tidak lain adalah penelitian dengan ciri-ciri khusus. Oleh karena evaluasi program sama dengan penelitian maka sebelum memulai kegiatan, seperti juga penelitian, harus membuat proposal. Isi dan langkah-langkah dalam penyusunan proposal dama dengan proposal dalam penelitian.
Dalam pembahasan makalah ini ada tiga hal yang dijelaskan secara khusus, yaitu :
1. Bagian pendahuluan, menekankan garis besar isi bagian.
2. Bagian metodologi terdiri dari tiga hal pokok, yaitu penentuan sumber data, metode pengumpulan data, dan penentuan instrumen pengumpulan data.
3. Bagian cara menentuakan instrumen evaluasi.
Intrumen merupakan alat untuk mempermudah penggunaan metode dalam pengumpulan data. Ada lima langkah yang harus dilalui dalam penyusunan instrumen yaitu; (1) identifikasi indikator sebagai objek sasaran evaluasi (2) membuat tabel hubungan antara komponen, indikator, sumber data, metode, instrumen (3) menyusun butir-butir instrumen (4) menyusun kriteria-kriteria penilaian, dan (5) menyusun pedoman pengerjaan. Di dalam kisi-kisi yang merupakan alat bantu penyusunan instrumen tertentu secara khusus tidak lagi mencantumkan sumber data dan metode, tetapi langsung hubungan antara indikator dengan nomor-nomor instrumen.
Di antara langkah-langkah penyusunan instrumen, yang merupakan alat bantu yang paling bermanfaat bagi penyusun instrumen adalah kisi-kisi. Itulah sebabnya, kisi-kisi harus disusun secara cermat dan hati-hati. Petunjuk pengerjaan jangan terlupakan, agar responden tidak salah dalam membantu mengisi instrumen bagi evaluator.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Sandjaja dan Heriyanto, Albertus. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta: Pustaka Raya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank yaws