Jumat, 22 Maret 2013
pembelajaran TIK
 
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH PEMBELAJARAN TIK
Dosen Pengampu: Bapak Budiyono
Disusun Oleh:
Nur Aeni    1002410024
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 
2013
UJIAN AKHIR SEMESTER
1. Jelaskan debat istilah “pengajaran” di kalangan teknologi pendidikan diganti menjadi “pembelajaran”, lengkap dengan konsekuensi-konsekuensi yang menyertai.
Jawab:
Sebagai salah satu upaya pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujud¬nya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas se¬hingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang ber¬langsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigmaa proses pendidikan, yaitu dari paradigmaa pengajaran ke paradigmaa pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Menurut  Gagne et al (2009) , pengajaran adalah hanya sebahagian daripada instruksi. Perkataan ‘pengajaran’ merujuk kepada seseorang menyampaikan pesan atau mendemonstrasi sesuatu kepada pelajar. Namun, tugas seorang pengajar meliputi banyak elemen seperti memilih bahan media, memastikan kesediaan pelajar untuk belajar, mengurus waktu pengajaran, memantau aktivitas pengajaran dan juga bertindak sebagai sumber pembelajaran. Oleh karena itu, perkataan ‘instruksi’ merangkum dan menekankan spektrum aktivitas yang sangat luas, yang digunakan oleh pengajar bagi melibatkan pelajar. Pengajar yang mempunyai pengetahuan mengenai prinsip mencoba bentuk instruksi akan mempunyai visi yang luas tentang bagaimana untuk membantu pelajar belajar.
Perubahan paradigmaa yang menyangkut perbedaan antara pengajaran menjadi pembelajaran adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan untuk menunjang visi pendidikan nasional yang telah disampaikan di atas. Perubahan paradigma tersebut tentunya akan mempengaruhi segi pendidikan yang ada di Indonesia. Perubahan tersebut dapat dilihat dari segi keaktifan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang akan dijalankan serta strategi pembelajaran yang diperlukan untuk memperlancar proses pembelajaran . 
Ketika kita mengamati tentang paradigma pengajaran tentunya hal yang terbenak pada diri kita yaitu kata mengajar. Hal tersebut berarti aktivitas yang dilakukan oleh guru. Pelaku utama disini yaitu guru sebagai sumber pembelajaran. Guru memiliki peranan yang sangat utama untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar. Tanpa guru proses pengajaran tidak akan berjalan lancar sebagaimana yang telah diharapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Munculnya perubahan paradigma menjadi pembelajaran maka central utama yang menjadi tekanan adalah aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Disini peran dari seorang peserta didik adalah mutlak untuk diperlukan. Seperti yang telah diketahui bahwa awalnya guru yang menjadi sorotan utama tetapi karena perubahan paradigma ini maka sorotan utamanya adalah peserta didik. Peran guru hanya sebagai fasilitator saja.
Perubahan paradigm dari pengajaran menjadi pembelajaran tentunya membawa konsekuensi yang tidak sedikit. Seperti halnya peserta didik melakukan pemahaman sendiri tentang materi. Maksudnya pada mulanya ketika masih menggunakan paradigm pengajaran maka guru berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mentransfer ilmu bagaimanapun caranya tanpa memperhhatikan pemahaman dari peserta didik. Akan tetapi melalui perubahan paradigm ini peserta didik dituntut mampu melakukan pemahaman sendiri tentang materi yang disampaikan guna melaksanakan aktivitas belajar.
Penekanan yang terjadi karena perubahan paradigm ini yaitu mengacu kepada peserta didik dimana peserta didik di tuntut untuk bekerja secara aktif di dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang aktif menjadikan peserta didik mampu mengeksplorasi semua kemampuan yang dimilikinya.  Guru disini tentunya mendukung keaktifan dari segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa. Sekarang yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu sebagai fasilitator. Guru selalu mendukung dari belakang apa yang dilakukan oleh siswanya dengan memberikan berbagai panduan dalam proses belajar-mengajar sehingga proses pembelajaran menjadi terarah dan tepat pada sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Aktivitas lain yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah guru memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin bertanya tentang materi yang telah disampaikan. Guru selalu membuka kesempatan yang sebesar-besarnya bagi peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya dalam kegiatan pembelajaran. Hal yang tidak ketinggalan pula yang dilakukan oleh guru yaitu dengan mengadaptasi pengalaman belajar yang telah dilakukan oleh siswanya sehingga guru mampu mengetahui segala perkembangan yang terjadi.
Perubahan paradigm yang berubah menjadi pembelajaran tentunya tidak lengkap jika tidak membahas tentang learning by doing.  Belajar adalah mengalami maksudnya yaitu dalam proses pembelajaran maka peserta didik mengalami sendiri proses pembelajara.  Hal tersebut didukung bahwa kegiatan yang langsung dilakukan maka akan membangun konstruksi makna dimaka konstruksi mana tersebut konvergensi. 
Pembelajaran yang aktif seperti yang telah disampaikan karena adanya perubahan paradigm tersebut tentunya akan merubah berbagai aspek dalam pembelajaran . hal tersebut seperti adanya kelompok kerja yang bisa membangun peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta mampu bekerja sama dengan peserta didik yang lainnya. Pengorganisasian kelas juga penting untuk dilakukan oleh pendidik guna mendukung tercapainya proses belajar aktif.  Ketika menyebut tentang kegiatan belajar aktif maka hal yang sering di tonjolkan yaitu mengenai portofolio serta pajangan. Siswa tidak hanya dituntut untuk mengerjakan tes tertulis saja yang dianggap sebagai hal yang membosankan bagi peserta didik namun dengan menggunakan portofolio maka akan diketahui hasil karya yang telah dibuat oleh peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung.  Dalam hal ini tentunya peserta didik sudah berperan aktif dalam membuat karyanya untuk bisa ditampilkan kepada orang lain. Teknik yang perlu diterapkan untuk proses pembelajaran yaitu teknik bertanya. Hal tersebut agar peserta didik mampu menunjukan keberaniannya dalam mengungkapkan segala hal tentang pelaksanaan proses pembelajaran terutama mengenai materi yang belum bisa dimengerti oleh peserta didik.
Sumber: Permendiknas no 41 tahun 2007
2. Ada sejumlah strategi pembelajaran yang dapat dipilih seorang guru dalam pembelajaran.
a. Buatlah kategori dan klasifikasi mengenai strategi pembelajaran,jelaskan!
Jawab:
Gerlach dan Elly (1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Definisi yang lain menyebutkan bahwa strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan Zain, 2002). Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan T Raka Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Klasifikasi  strategi  pembelajaran  secara  sederhana terdapat berbagai macam dasar    klasifikasi  yang dapat digunakan. Dasar klasifikasi adalah kriteria atau titik tolak yang digunakan untuk mengelompokkan sesuatu. Dalam  hal strategi pembelajaran, kita dapat mengklasifikasinya dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi. Dasar-dasar klasifikasi tersebut, menurut T.Raka Joni (1984) dapat ditinjau dari  segi  (1)    pengaturan  guru  dan  siswa,  (2)  pengolahan  pesan,    (3)  struktur peristiwa belajar-mengajar, dan (4) tujuan belajar. Dari segi  pengaturan guru dan siswa , klasifikasi dapat didasarkan atas (a) pengaturan guru, (b) hubungan guru-siswa,  dan (c) pengaturan siswa. Dari  segi  pengaturan  guru ,  dapat  dibedakan  atas  (i)  strategi  pembelajaran dengan/oleh  seorang guru, dan (ii) strategi pembelajaran dengan/oleh team teaching. Dari segi hubungan guru-siswa,  dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran tatap muka yaitu pembelajaran dimana guru dan siswa berada dalam satu ruangan/kelas dengan komunikasi/interaksi  pembelajaran   yang berlangsung secara  face-to-face communication. dan (ii) strategi pembelajaran jarak jauh yaitu pembelajaran dimana guru dan siswa tidak berada dalam satu ruangan/kelas sehingga komunikasi/interaksi pembelajaran  berlangsung  melalui  penggunaan  media/teklnologi  pembelajaran sebagai perantara. Kegiatan mengajar yang Anda lakukan di sekolah/kelas Anda selama ini adalah contoh dari pembelajaran tatap muka, sementara kegiatan-kegiatan perkuliahan yang Anda ikuti dalam rangka program pendidikan jarak jauh ini adalah contoh  pembelajaran  jarak  jauh.  Selanjutnya  dari  segi  pengaturan  siswa,  dapat dibedakan  atas  (i)  strategi  pembelajaran  individual,  yaitu  pembelajaran  yang diorganisir secara individual dengan orientasi pemberian kesempatan kepada setiap siswa  secara  individual  untuk  belajar  sesuai  dengan  kemampuan  sendiri  dengan tujuan untuk mengembangkan potensi/kemampuan setiap individu secara optimal,  (ii)  strategi  pembelajaran  kelompok  kecil  yaitu  pembelajaran  dimana  siswa-siwa diorganisir  dalam  kelompok-kelompok  kecil,  besarnya  4  –  7  orang  untuk mendiskusikan dan/atau  mengerjakan topik/tugas-tugas yang diperhadapkan kepada mereka, dan (iii) strategi pembelajaran klasikal yaitu pembelajaran dimana sejumlah siswa  (besarnya  sekitar  35-45  orang)  yang  diasumsikan  memiliki  usia  dan kemampuan yang relatif sama dikumpulkan dalam satu kelas, kemudian diajar oleh seorang guru dengan menggunakan format pembelajaran yang sama untuk seluruh murid dalam kelas. 
Dari segi  pengolahan pesan, klasifikasi  yang dapat didasarkan atas (a) peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan, dan (b) proses pengolahan pesan. Dari segi   peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan,strategi pembelajaran dibedakan  atas  (i)  strategi  ekspositorik  dan  (ii)  strategi  heuristik. Strategi ekspositorik merupakan strategi pembelajaran yang  lebih berorientasi pada guru dalam arti semua pesan pembelajaran (yang diharapkan untuk dikuasai oleh murid) telah diolah dalam bentuk  barang jadi oleh  guru untuk  selanjutnya disampaikan kepada  murid.  Guru  aktif  memberi  penjelasan  aatau  informasi  secara  terperinci tentang  bahan  pengajaran  dengan  tujuan  utama  memindahkan  pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.  Peran guru  dalam strategi pembelajaran ekspositorik ini adalah : penyusun program pembelajaran, pemberi informasi yang benar, penyedia fasilitas, pembimbing siswa dalam memperoleh informasi/pesan, dan penilai  pemerolehan  informasi,  sementara  siswa  lebih  berperan sebagaipencari/penerima  informasi/pesan  belajar,  pemakai  media/sumber  velajar, dan menyelesaikan tugas-tugas yang diperhadapkan kepadanya. Dalam  pada  itu,  strategi   heuristik  merupakan  strategi  pembelajaran  yang menghendaki siswa untuk terlibat aktif dalam proses pengolahan pesan-pesan belajar (tujuan pembelajaran). Strategi ini lebih berpusat pada siswa (student-centre) dan bertujuan  untuk  mengembangkan  kemampuan  intelektual,  berpikir  kritis  dan memecahkan  masalah  dari  para  siswa.  Dalam  strategi  heuristik,  peranan  guru adalah : menciptakan suasana berpikir sehingga murid berani bereksplorasi dalam penemuan  dan  pemecahan  masalah,  sebagai  fasilitator  dalam  pembelajaran  dan penelitian, sebagai rekan diskusi siswa dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan  masalah,  dan  sebagai  pembimbing  penelitian,  pendorong  keberanian berpikir  alternatif  dalam  pemecahan  masalah,  sementara  peranan  siswa  adalah mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah, pelaku aktif dalam  belajar  melakukan  penelitian,  penjelajah  tentang  masalah  dan  metode pemecahan masalah, serta penemu pemecahan masalah. 
Dari segi proses pengolahan pesan, strategi pembelajaran dibedakan atas (i) strategi deduktif, dan strategi induktif.  Strategi  deduktif adalah strategi  pembelajaran dengan proses pengolahan pesan yang berlangsung dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat khgusus.  Pada  garis  besarnya,  strategi  pembelajaran  deduktif  meliputi  langkah- langkah (a) guru mengemukakan generalisasi, (b) penjelasan konsep-konsep, dan (c) pencarian data yang dilakukan oleh siswa. Dalam pada itu,  strategi induktif  adalah strategi pembelajaran dengan proses pengolahan pesan yang berlangsung dari hal-hal yang  bersifat  khusus  menuju  ke  hal-hal  yang  bersifat  umum.  Langkah-langkah pembelajaran  strategi  induktif,  pada  garis  besarnya  terdiri  atas  (a)  pengajuan data/fakta atau peristiwa khusus, (b) penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta, dan (c) penyusunan generalisasi berdasarkan konsep-konsep. Bila sudah ada teori yang benar pada umumnya dirumuskan hipotesis, (d) terapan generalisasio pada data baru atau hipoptesis, dan (e) penarikan kesimpulan lanjut. 
Dari  segi  strutur  peristiwa  belajar-mengajar, strategi  pembelajaran dibedakan  atas  (i)  strategi  yang  bersifat  tertutup,  dan  (ii)  strategi  yang  bersifat terbuka. Pada  strategi  pembelajaran  tertutup,  semua  komponen  pembelajaran  seperti penentuan  tujuan,  materi/media/sumber-sumber  belajar  serta  prosedur/langkah- langkah  pembelajaran yang akan ditempuh/dilaksanakan di kelas, semuanya telah dirancang/dilakukan secara ketat oleh guru tanpa melibatkan siswa. Dalam pada itu, pada  strategi  pembelajaran  terbuka   siswa  diberi  peluang/kesempatan  untuk memberikan  urunan  dalam  merancang/menentukan  komponen-komponen pembelajaran termasuk dalam menentukan prosedur/langkah-langkah pembelajaran sementara pembelajaran berlangsung.
Dari segi  tujuan  belajar, Robert Gagne  (1984) mengelompokkan kondisi- kondisi belajar (sistem lingkungan belajar)  sesuai   dengan   tujuan-tujuan belajar  yang  ingin dicapai.  Dalam hal ini, Gagne memengemukakan adanya 5 jenis tujuan/hasil belajar, yaitu (a) verbal information (informasi verbal)  yaitu kemampuan untuk menyatakan atau mengungkapkan kembali secara verbal pengetahuan ataukah informasi yang telah dimilikinya dalam arti bahwa seseorang yang telah memiliki pengetahuan tertentu berkemampuan  untuk  menuangkan  pengetahuan  itu  dalam  bentuk  bahasa  (baik mlisan  maupun  tertulis  yang  memadai)  sehingga  dapat  dikomunikasikan  kepada orang  lain, (b)  intelectual  skills  (kecakapan  intelektual)  menunjuk  kepada kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya asendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar). Cakupan dari kecakapan intelektual ini meliputi kecakapan yang sangat sederhana sampai kepada kemampuan yang bersifat kompleks sesuai kapasitas intelektual yang dimilki seseorang. Kecakapan intelektual ini terdiri atas 4 sub kemampuan yang bersifat hierarkhi, yaitu: diskriminasi, konsep, kaidah, dan prinsip (c)  cognitive  strategies  (strategi  kognitif)  menunjuk  pada  kemampuan mengatur cara/proses belajar dan mengelola/mengorganisir proses berpikir dalam arti yang seluas-luasnya. Seseorang yang memiliki strategi kognitif yang baik akan jauh lebih efisien dan efektif dalam mempergunakan semua konsep dan  kaidah  yang dimilikinya dibandingkan dengan seseorang yang tidak berkemampuan demikian . Strategi  kognitif  ini  oleh  Ruthkopf  dinamakan  “mathemagenic  activities“,  oleh Skinner  dinamakan  “self  management  behavior“,  dan  oleh  penganut  teori pemrosesan informasi dinamakan “executive control processes“,  (d) motor skills (keterampilan motorik  menunjuk kepada kemampuan untuk melakukan rangkaian 
gerak-gerik jasmani yang dikemudikan oleh sistem saraf disertai koordinasi yang memadai antara kerja otak dan proses psikologis yang mengatur gerak itu dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara berbagai anggota badan secara terpadu  dan (e) attitudes (sikap dan nilai) menunjuk kepada kemampuan internal yang sangat berperan dalam menentukan dan mengambil suatu tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak.
Masing-masing tujuan belajar tersebut  mempersyaratkan strategi belajar tertentu (yang  oleh  Gagne  disebut  kondisi-kondisi  belajar  ekstern)  tertentu  untuk pencapaiannya. Sebagai contoh, untuk mencapai tujuan belajar keterampilan motorik misalnya harus digunakan strategi pembelajaran yang relevan dengan substansi dari belajar keterampilan motorik tersebut. seperti latihan, sementara untuk tujuan belajar attitudes  (sikap  dan  nilai)  memerlukan  strategi  belajar  pemodelan  (modelling).  Demikian juga dengan tujuan/hasil belajar yang lain.  Dengan demikian ditinjau dari segi tujuan belajar, strategi pembelajaran dapat dibedakan atas strategi pembelajaran untuk  pencapaian  tujuan/hasil  belajar  (a)  informasi  verbal),  (b)  keterampilan intelektual, (c) strategi kognitip, (d) keterampilan motorik, dan (e) sikap dan nilai.
Kategori strategi pembelajaran dapat di bagi menjadi lima yaitu strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran tidak langsung, strategi pembelajaran melalui pengalaman,strategi belajar mandiri, strategi belajar media interaktif. Strategi pembelajaran langsung kadar berpusat kepada guru paling besar dan paling sering digunakan. Strategi ini seperti ceramah,demonstrasi,diktatik, pengajaran eksplisit.
b. Strategi mana yang paling tepat untuk pembelajaran TIK SMP, jelaskan!
Jawab:
Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi berkembang  dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikroelektronika. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan tersebut.
Mata pelajaran TIK perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai  dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,  teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja.
Strategi yang tepat untuk digunakan pada mata pelajaran TIK adalah strategi pembelajaran langsung dimana peserta didik langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pembelajaran yang ada pada mata pelajaran TIK akan menekankan pada kegiatan praktek sehingga menurut pendapat saya strategi pembelajaran yang paling tepat yaitu strategi pembelajaran langsung dengan dipadu dengan model demontrasi untuk lebih meningkatkan pengetahuan dari siswa dalam memahami materi pelajaran yang akan disampaikan.
c. Strategi mana yang paling tepat untuk pembelajaran multi media SMK, jelaskan!
Jawab:
Pembelajaran multimedia SMK adalah suatu pembelajaran yang menekankan kreativitas pada siswanya. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh dalam penentuan strategi pembelajaran yang akan di pilih nantinya. Menurut pendapat saya berdasarkan analisa dari banyaknya kegiatan praktek yang dilakukan untuk menunjang dari penyerapan materi pembelajaran oleh siswanya maka strategi pembelajaran yang tepat yaitu strategi pembelajaran langsung(direct instruction).
Model yang akan digunakan nantinya yaitu model pembelajaran dengan praktek serta metode pembelajaran menggunakan demonstrasi agar peserta didik benar-benar memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. Tak ketinggalan pula penggunaan perpaduan strategi pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran multimedia SMK yaitu penggunaan strategi pembelajaran berbasis proyek dimana tugas akhirnya siswa harus menampilkan karya atau proyek akhir yang nantinya akan ditampilkan. Strategi pembelajaran yang menggunakan portofolio dalam proses pembelajaran juga dapat digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran yang tepat. Hal tersebut dikarenakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan siswa mengenai multimedia. Melalui portofolio maka akan mudah dideteksi seberapa jauh perkembangan yang telah dilalui oleh siswa.
Sumber:
Mulyasa. 2003. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : Remaja Rosda Karya
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana
Ruminiati. 2006. Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Proyek PJJ S1 PGSD Dikti Depdiknas
Suwarma Al Muchtar, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta : UT
Laman www.akhmadsudradjat.com
3. Carilah pembelajaran di SMP dari youtube,
a. Buatlah transkrip proses pembelajaran
Jawab:
Transkrip proses pembelajaran tipe jigsaw pada mata pelajaran IPA kelas VIII
Guru: Selamat pagi anak-anak.
  Siapa yang hari ini tidak masuk?
Murid: Tidak ada bu!!!
Guru: Baik, pada pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai system kehidupan tumbuhan,siapa yang tau dimana proses fotosintesis?
Murid: Di daun bu,,,,
Guru :Tepat sekali…..
Kali ini ibu akan menggunakan metodepembelajaran  jigsaw……
Dalam kelas ini akan dibagi menjadi 4 kelompok
Anak-anak kelompok dibagi berdasarkan larik tempat duduk yach…..
Murid: Ya bu…..
Guru :Perwakilan dari tiap kelompok maju ke depan untuk mengambil undian tentang materi yang akan didiskusikan 
Kelompok pertama mendapatkan materi tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Kelompok kedua mendapatkan materi tentang proses fisiologis pada tumbuhan
Kelompok tiga mendapatkan materi tentang gerak pada tumbuhan
Dab kelompok terakhir mendapatkan materi penyakit dan hama tumbuhan.
Sudah mengerti belum, materi yang akan dibahas tiap kelompok???
Murid: Ya bu…..
Guru :Baik ,kalau begitu ibu member waktu 40 menit untuk mendiskusikan dengan setiap kelompok. Dimulai dari sekarang….
Murid :Bu saya mau Tanya…materi ini berarti nanti yang ditulis apa saja bu??
Ya nanti ditulis secara rinci nak, misalnya striktur tumbuhan itu apa saja? Coba cari di buku paket atau bisa searching tapi di dalam kelas yach…
Setelah semua kelompok berdiskusi masing-masing 
Guru :Coba dari kelompok satu siapa yang lebih memahami materinya???siska bu….
Kalau kelompok dua dan siga siapa anak-anak…..
Murid :Bani ajah bu sama rita….
Guru :Baik jika mereka yang dianggap paling bisa silahkan maju ke depan yang namanya tadi disebut….
Untuk kelompok empat siapa yang mau mau??
Murid :Naming bu….naning pinter tuch bu…….
Guru :Ayo naming maju ke depan diskusi……
Masing-masing tim ahli sedang berdiskusi di depan kelas….
Guru :Anak-anak ayo dipelajari lagi apa yang tadi didiskusikan!!!
15 menit kemudian setelah tim ahli berdiskusi maka anggota tim ahli dipersilahkan kembali ke kelompok masing-masing dan menjelaskan apa yang disampaikan oleh anggota tim ahli lainnya….
Setelah  tim ahli selesain berdiskusi dengan kelompoknya , guru memanggil tim ahli tadi untuk mempresentasikan apa yang telah di bahas tadi.
Guru :Ayo masing-masing tim ahli maju kedepan…..
Murid :Ya ibu…..
Guru :Sekarang kelompok tim ahli coba presentasikan materi yang telah kalian ketahui
Bagaimana masih ada yang belum jelas??? 
Murid :Sudah bu….
Guru :Baik sekarang kerjakan tugas halaman 78 yach….yang bagian essay saja
10 menit kemudian
Sudah selesai anak-anak….tugasnya dikumpulkan di meja ibu yach…
Guru dan murid menyimpulkan materi pembelajaran.
Guru :Anak-anak materi selanjutnya tentang partikel-partikel materi…..jangan lupa untuk dipelajari…
Ibu akhiri pelajaran hari ini, wassalamualaikum wr wb
b. Jelaskan instructional effect dan nurturan effectnya
Jawab:
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebelumnya tentunya telah dipersiapkan secara matang oleh pendidik sebelum melakukan proses pembelajaran. Pembuatan tujuan pembelajaran sendiri harus memenuhi beberapa criteria khusus. Criteria tersebut biasa disingkat dengan A,B,C,D dan E. criteria A mengacu pada audience maksudnya siapa yang melakukan proses belajar. A disini yaitu siswa yang akan melakukan proses belajar-mengajar yang nantinya menjadi subject. B mengacu kepada behavior artinya kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Kegiatan yang dilakukan siswa bisa berada dalam ranah afektif,psikomotik dan kognitif tergantung pada aspek mana yang akan ditonjolkan pada proses pembelajaran. C mengacu pada condition maksudnya kondisi seperti apa yang diinginkan . misalanya setelah mengikuti pembelajaran ini. Kondisi yang dialami yaitu setelah melakukan yaitu melakukan proses pembelajaran. D sendiri mengacu pada degree yaitu tingkatan. Pembelajaran harus memiliki tingkatan sendiri agar siswa mampu mencapainya. Degree ini misalnya dengan tepat, dengan benar. Selanjutnya komponen terakhir yang penting dalam penyusunan tujuan yaitu E yang berarti environmental maksudnya lingkungan dari kegiatan proses belajar mengajar.
Dalam proses pembelajaran, ada 2 kategori berdasarkan pencapaian materi yang diinginkan yaitu instructional effect dan nurrutant effect. Tujuan pembelajaran yang pencapaiannya diusahakan pada pengetahuan dan keterampilan disebut “instructional effect” sedangkan tujuan pembelajaran yang pencapaiannya diusahakan pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif disebut “nurturant effect”. Pada pembelajaran video IPA kelas VIII yang telah dideskripsikan transkrip proses pembelajaran tadi yaitu bahwa instructional effectnya yaitu siswa dapat mengetahui tentang system kehidupan yang ada pada tumbuhan. Pada pembelajaran ini tujuannya lebih menekankan pada segi kognitif dari peserta didik. Sedangkan pada nurturant effectnya siswa mampu berfikir kritis dalam materi pada pembelajaran tersebut karena siswa diajak berdiskusi secara kelompok untuk memahami sub bab yang yang telah dibagi untuk tiap kelompoknya sehingga masing-masing anggota tim dalam pembelajaran ikut andil dalam menyelesaikan masalah.
c. Jelaskan strategi apa yang dipilih
Jawab:
Strategi yang dipilih dalam pembelajaran ini yaitu strategi pembelajaran tidak laangsung. Hal tersebut ditandai dengan partisipasi aktif yang dilakukan oleh peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. Siswa melakukan diskusi dengan dibimbing oleh guru agar diskusi tersebut berjalan dengan lancar. Akan tetapi hal pokok yang di utamakan yaitu kemampuan berfikir kritis yang dilakukan oleh siswa dalam memahami materi yang disampaikan sesuai dengan topiknya. Dalam strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk melakukan analisis untuk memperdalam materi yang ada dengan berbagai alasan tadi maka sangatlah tepat jika strategi pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan strategi pembelajaran tidak langsung karena partisipasi dari guru lebih sedikit dan menekankan pada pembelajaran aktif yang dilakukan oleh siswa dengan berfikir kritis. 
d. Jelaskan metode apa yang dipilih
Jawab: 
Metode pembelajaran yang dipilih yaitu metode pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw. Hal tersebut dapat diketahui dalam video ketika munculnya tim ahli dalam proses pembelajaran. Tim ahli yang ada dalam video juga melakukan presentasi dalam kelas kepada seluruh siswa agar materi yang telah dia ketahui dapat disampaikan terhadap teman yang lainnya. Metode jigsaw ini menekankan pada peran aktif dari peserta didik dalam memahami suatu konsep pembelajaran yang ada. Dengan adanya pembelajaran bersama dan saling berdiskusi sesame anggota kelompok maka peserta didik tentunya lebih mudah mencerna materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran seperti itu seperti yang kita ketahui karena dengan sesame teman maka peserta didik dapat mengungkapkan apa yang dirasakan dan apa yang peserta didik tidak ketahui karena sudah tidak ada lagi perasaan malu dan takut.
Sumber:
Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991/1992).  Strategi pembelajaran, Jakarta : Proyek 
Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud 
 Mulyani  Sumantri  dan  Johar  Permana  (1998/1999). Strategi  Belajar-mengajar,  
Jakarta : Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dirjen Dikti Depdikbud 
 Gagne, Robert M (1984).  The Condition of Learning, New York,  Chicago, San 
Fransisco, Philadelphia, Montreaal, Toronto. : Holt-Rinnehart and Winston 
 
  
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank yaws