Jumat, 22 Maret 2013

pembelajaran TIK

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PEMBELAJARAN TIK Dosen Pengampu: Bapak Budiyono Disusun Oleh: Nur Aeni 1002410024 JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 UJIAN AKHIR SEMESTER 1. Jelaskan debat istilah “pengajaran” di kalangan teknologi pendidikan diganti menjadi “pembelajaran”, lengkap dengan konsekuensi-konsekuensi yang menyertai. Jawab: Sebagai salah satu upaya pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujud¬nya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas se¬hingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang ber¬langsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigmaa proses pendidikan, yaitu dari paradigmaa pengajaran ke paradigmaa pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Menurut Gagne et al (2009) , pengajaran adalah hanya sebahagian daripada instruksi. Perkataan ‘pengajaran’ merujuk kepada seseorang menyampaikan pesan atau mendemonstrasi sesuatu kepada pelajar. Namun, tugas seorang pengajar meliputi banyak elemen seperti memilih bahan media, memastikan kesediaan pelajar untuk belajar, mengurus waktu pengajaran, memantau aktivitas pengajaran dan juga bertindak sebagai sumber pembelajaran. Oleh karena itu, perkataan ‘instruksi’ merangkum dan menekankan spektrum aktivitas yang sangat luas, yang digunakan oleh pengajar bagi melibatkan pelajar. Pengajar yang mempunyai pengetahuan mengenai prinsip mencoba bentuk instruksi akan mempunyai visi yang luas tentang bagaimana untuk membantu pelajar belajar. Perubahan paradigmaa yang menyangkut perbedaan antara pengajaran menjadi pembelajaran adalah salah satu hal yang penting untuk dilakukan untuk menunjang visi pendidikan nasional yang telah disampaikan di atas. Perubahan paradigma tersebut tentunya akan mempengaruhi segi pendidikan yang ada di Indonesia. Perubahan tersebut dapat dilihat dari segi keaktifan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang akan dijalankan serta strategi pembelajaran yang diperlukan untuk memperlancar proses pembelajaran . Ketika kita mengamati tentang paradigma pengajaran tentunya hal yang terbenak pada diri kita yaitu kata mengajar. Hal tersebut berarti aktivitas yang dilakukan oleh guru. Pelaku utama disini yaitu guru sebagai sumber pembelajaran. Guru memiliki peranan yang sangat utama untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar. Tanpa guru proses pengajaran tidak akan berjalan lancar sebagaimana yang telah diharapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Munculnya perubahan paradigma menjadi pembelajaran maka central utama yang menjadi tekanan adalah aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Disini peran dari seorang peserta didik adalah mutlak untuk diperlukan. Seperti yang telah diketahui bahwa awalnya guru yang menjadi sorotan utama tetapi karena perubahan paradigma ini maka sorotan utamanya adalah peserta didik. Peran guru hanya sebagai fasilitator saja. Perubahan paradigm dari pengajaran menjadi pembelajaran tentunya membawa konsekuensi yang tidak sedikit. Seperti halnya peserta didik melakukan pemahaman sendiri tentang materi. Maksudnya pada mulanya ketika masih menggunakan paradigm pengajaran maka guru berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mentransfer ilmu bagaimanapun caranya tanpa memperhhatikan pemahaman dari peserta didik. Akan tetapi melalui perubahan paradigm ini peserta didik dituntut mampu melakukan pemahaman sendiri tentang materi yang disampaikan guna melaksanakan aktivitas belajar. Penekanan yang terjadi karena perubahan paradigm ini yaitu mengacu kepada peserta didik dimana peserta didik di tuntut untuk bekerja secara aktif di dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang aktif menjadikan peserta didik mampu mengeksplorasi semua kemampuan yang dimilikinya. Guru disini tentunya mendukung keaktifan dari segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa. Sekarang yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu sebagai fasilitator. Guru selalu mendukung dari belakang apa yang dilakukan oleh siswanya dengan memberikan berbagai panduan dalam proses belajar-mengajar sehingga proses pembelajaran menjadi terarah dan tepat pada sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Aktivitas lain yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah guru memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin bertanya tentang materi yang telah disampaikan. Guru selalu membuka kesempatan yang sebesar-besarnya bagi peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya dalam kegiatan pembelajaran. Hal yang tidak ketinggalan pula yang dilakukan oleh guru yaitu dengan mengadaptasi pengalaman belajar yang telah dilakukan oleh siswanya sehingga guru mampu mengetahui segala perkembangan yang terjadi. Perubahan paradigm yang berubah menjadi pembelajaran tentunya tidak lengkap jika tidak membahas tentang learning by doing. Belajar adalah mengalami maksudnya yaitu dalam proses pembelajaran maka peserta didik mengalami sendiri proses pembelajara. Hal tersebut didukung bahwa kegiatan yang langsung dilakukan maka akan membangun konstruksi makna dimaka konstruksi mana tersebut konvergensi. Pembelajaran yang aktif seperti yang telah disampaikan karena adanya perubahan paradigm tersebut tentunya akan merubah berbagai aspek dalam pembelajaran . hal tersebut seperti adanya kelompok kerja yang bisa membangun peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta mampu bekerja sama dengan peserta didik yang lainnya. Pengorganisasian kelas juga penting untuk dilakukan oleh pendidik guna mendukung tercapainya proses belajar aktif. Ketika menyebut tentang kegiatan belajar aktif maka hal yang sering di tonjolkan yaitu mengenai portofolio serta pajangan. Siswa tidak hanya dituntut untuk mengerjakan tes tertulis saja yang dianggap sebagai hal yang membosankan bagi peserta didik namun dengan menggunakan portofolio maka akan diketahui hasil karya yang telah dibuat oleh peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini tentunya peserta didik sudah berperan aktif dalam membuat karyanya untuk bisa ditampilkan kepada orang lain. Teknik yang perlu diterapkan untuk proses pembelajaran yaitu teknik bertanya. Hal tersebut agar peserta didik mampu menunjukan keberaniannya dalam mengungkapkan segala hal tentang pelaksanaan proses pembelajaran terutama mengenai materi yang belum bisa dimengerti oleh peserta didik. Sumber: Permendiknas no 41 tahun 2007 2. Ada sejumlah strategi pembelajaran yang dapat dipilih seorang guru dalam pembelajaran. a. Buatlah kategori dan klasifikasi mengenai strategi pembelajaran,jelaskan! Jawab: Gerlach dan Elly (1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Definisi yang lain menyebutkan bahwa strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan Zain, 2002). Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sedangkan T Raka Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Klasifikasi strategi pembelajaran secara sederhana terdapat berbagai macam dasar klasifikasi yang dapat digunakan. Dasar klasifikasi adalah kriteria atau titik tolak yang digunakan untuk mengelompokkan sesuatu. Dalam hal strategi pembelajaran, kita dapat mengklasifikasinya dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi. Dasar-dasar klasifikasi tersebut, menurut T.Raka Joni (1984) dapat ditinjau dari segi (1) pengaturan guru dan siswa, (2) pengolahan pesan, (3) struktur peristiwa belajar-mengajar, dan (4) tujuan belajar. Dari segi pengaturan guru dan siswa , klasifikasi dapat didasarkan atas (a) pengaturan guru, (b) hubungan guru-siswa, dan (c) pengaturan siswa. Dari segi pengaturan guru , dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran dengan/oleh seorang guru, dan (ii) strategi pembelajaran dengan/oleh team teaching. Dari segi hubungan guru-siswa, dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran tatap muka yaitu pembelajaran dimana guru dan siswa berada dalam satu ruangan/kelas dengan komunikasi/interaksi pembelajaran yang berlangsung secara face-to-face communication. dan (ii) strategi pembelajaran jarak jauh yaitu pembelajaran dimana guru dan siswa tidak berada dalam satu ruangan/kelas sehingga komunikasi/interaksi pembelajaran berlangsung melalui penggunaan media/teklnologi pembelajaran sebagai perantara. Kegiatan mengajar yang Anda lakukan di sekolah/kelas Anda selama ini adalah contoh dari pembelajaran tatap muka, sementara kegiatan-kegiatan perkuliahan yang Anda ikuti dalam rangka program pendidikan jarak jauh ini adalah contoh pembelajaran jarak jauh. Selanjutnya dari segi pengaturan siswa, dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran individual, yaitu pembelajaran yang diorganisir secara individual dengan orientasi pemberian kesempatan kepada setiap siswa secara individual untuk belajar sesuai dengan kemampuan sendiri dengan tujuan untuk mengembangkan potensi/kemampuan setiap individu secara optimal, (ii) strategi pembelajaran kelompok kecil yaitu pembelajaran dimana siswa-siwa diorganisir dalam kelompok-kelompok kecil, besarnya 4 – 7 orang untuk mendiskusikan dan/atau mengerjakan topik/tugas-tugas yang diperhadapkan kepada mereka, dan (iii) strategi pembelajaran klasikal yaitu pembelajaran dimana sejumlah siswa (besarnya sekitar 35-45 orang) yang diasumsikan memiliki usia dan kemampuan yang relatif sama dikumpulkan dalam satu kelas, kemudian diajar oleh seorang guru dengan menggunakan format pembelajaran yang sama untuk seluruh murid dalam kelas. Dari segi pengolahan pesan, klasifikasi yang dapat didasarkan atas (a) peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan, dan (b) proses pengolahan pesan. Dari segi peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan,strategi pembelajaran dibedakan atas (i) strategi ekspositorik dan (ii) strategi heuristik. Strategi ekspositorik merupakan strategi pembelajaran yang lebih berorientasi pada guru dalam arti semua pesan pembelajaran (yang diharapkan untuk dikuasai oleh murid) telah diolah dalam bentuk barang jadi oleh guru untuk selanjutnya disampaikan kepada murid. Guru aktif memberi penjelasan aatau informasi secara terperinci tentang bahan pengajaran dengan tujuan utama memindahkan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peran guru dalam strategi pembelajaran ekspositorik ini adalah : penyusun program pembelajaran, pemberi informasi yang benar, penyedia fasilitas, pembimbing siswa dalam memperoleh informasi/pesan, dan penilai pemerolehan informasi, sementara siswa lebih berperan sebagaipencari/penerima informasi/pesan belajar, pemakai media/sumber velajar, dan menyelesaikan tugas-tugas yang diperhadapkan kepadanya. Dalam pada itu, strategi heuristik merupakan strategi pembelajaran yang menghendaki siswa untuk terlibat aktif dalam proses pengolahan pesan-pesan belajar (tujuan pembelajaran). Strategi ini lebih berpusat pada siswa (student-centre) dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual, berpikir kritis dan memecahkan masalah dari para siswa. Dalam strategi heuristik, peranan guru adalah : menciptakan suasana berpikir sehingga murid berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah, sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan penelitian, sebagai rekan diskusi siswa dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah, dan sebagai pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah, sementara peranan siswa adalah mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah, pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian, penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan masalah, serta penemu pemecahan masalah. Dari segi proses pengolahan pesan, strategi pembelajaran dibedakan atas (i) strategi deduktif, dan strategi induktif. Strategi deduktif adalah strategi pembelajaran dengan proses pengolahan pesan yang berlangsung dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat khgusus. Pada garis besarnya, strategi pembelajaran deduktif meliputi langkah- langkah (a) guru mengemukakan generalisasi, (b) penjelasan konsep-konsep, dan (c) pencarian data yang dilakukan oleh siswa. Dalam pada itu, strategi induktif adalah strategi pembelajaran dengan proses pengolahan pesan yang berlangsung dari hal-hal yang bersifat khusus menuju ke hal-hal yang bersifat umum. Langkah-langkah pembelajaran strategi induktif, pada garis besarnya terdiri atas (a) pengajuan data/fakta atau peristiwa khusus, (b) penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta, dan (c) penyusunan generalisasi berdasarkan konsep-konsep. Bila sudah ada teori yang benar pada umumnya dirumuskan hipotesis, (d) terapan generalisasio pada data baru atau hipoptesis, dan (e) penarikan kesimpulan lanjut. Dari segi strutur peristiwa belajar-mengajar, strategi pembelajaran dibedakan atas (i) strategi yang bersifat tertutup, dan (ii) strategi yang bersifat terbuka. Pada strategi pembelajaran tertutup, semua komponen pembelajaran seperti penentuan tujuan, materi/media/sumber-sumber belajar serta prosedur/langkah- langkah pembelajaran yang akan ditempuh/dilaksanakan di kelas, semuanya telah dirancang/dilakukan secara ketat oleh guru tanpa melibatkan siswa. Dalam pada itu, pada strategi pembelajaran terbuka siswa diberi peluang/kesempatan untuk memberikan urunan dalam merancang/menentukan komponen-komponen pembelajaran termasuk dalam menentukan prosedur/langkah-langkah pembelajaran sementara pembelajaran berlangsung. Dari segi tujuan belajar, Robert Gagne (1984) mengelompokkan kondisi- kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Dalam hal ini, Gagne memengemukakan adanya 5 jenis tujuan/hasil belajar, yaitu (a) verbal information (informasi verbal) yaitu kemampuan untuk menyatakan atau mengungkapkan kembali secara verbal pengetahuan ataukah informasi yang telah dimilikinya dalam arti bahwa seseorang yang telah memiliki pengetahuan tertentu berkemampuan untuk menuangkan pengetahuan itu dalam bentuk bahasa (baik mlisan maupun tertulis yang memadai) sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain, (b) intelectual skills (kecakapan intelektual) menunjuk kepada kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya asendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar). Cakupan dari kecakapan intelektual ini meliputi kecakapan yang sangat sederhana sampai kepada kemampuan yang bersifat kompleks sesuai kapasitas intelektual yang dimilki seseorang. Kecakapan intelektual ini terdiri atas 4 sub kemampuan yang bersifat hierarkhi, yaitu: diskriminasi, konsep, kaidah, dan prinsip (c) cognitive strategies (strategi kognitif) menunjuk pada kemampuan mengatur cara/proses belajar dan mengelola/mengorganisir proses berpikir dalam arti yang seluas-luasnya. Seseorang yang memiliki strategi kognitif yang baik akan jauh lebih efisien dan efektif dalam mempergunakan semua konsep dan kaidah yang dimilikinya dibandingkan dengan seseorang yang tidak berkemampuan demikian . Strategi kognitif ini oleh Ruthkopf dinamakan “mathemagenic activities“, oleh Skinner dinamakan “self management behavior“, dan oleh penganut teori pemrosesan informasi dinamakan “executive control processes“, (d) motor skills (keterampilan motorik menunjuk kepada kemampuan untuk melakukan rangkaian gerak-gerik jasmani yang dikemudikan oleh sistem saraf disertai koordinasi yang memadai antara kerja otak dan proses psikologis yang mengatur gerak itu dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara berbagai anggota badan secara terpadu dan (e) attitudes (sikap dan nilai) menunjuk kepada kemampuan internal yang sangat berperan dalam menentukan dan mengambil suatu tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Masing-masing tujuan belajar tersebut mempersyaratkan strategi belajar tertentu (yang oleh Gagne disebut kondisi-kondisi belajar ekstern) tertentu untuk pencapaiannya. Sebagai contoh, untuk mencapai tujuan belajar keterampilan motorik misalnya harus digunakan strategi pembelajaran yang relevan dengan substansi dari belajar keterampilan motorik tersebut. seperti latihan, sementara untuk tujuan belajar attitudes (sikap dan nilai) memerlukan strategi belajar pemodelan (modelling). Demikian juga dengan tujuan/hasil belajar yang lain. Dengan demikian ditinjau dari segi tujuan belajar, strategi pembelajaran dapat dibedakan atas strategi pembelajaran untuk pencapaian tujuan/hasil belajar (a) informasi verbal), (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitip, (d) keterampilan motorik, dan (e) sikap dan nilai. Kategori strategi pembelajaran dapat di bagi menjadi lima yaitu strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran tidak langsung, strategi pembelajaran melalui pengalaman,strategi belajar mandiri, strategi belajar media interaktif. Strategi pembelajaran langsung kadar berpusat kepada guru paling besar dan paling sering digunakan. Strategi ini seperti ceramah,demonstrasi,diktatik, pengajaran eksplisit. b. Strategi mana yang paling tepat untuk pembelajaran TIK SMP, jelaskan! Jawab: Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikroelektronika. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnya perkembangan tersebut. Mata pelajaran TIK perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja. Strategi yang tepat untuk digunakan pada mata pelajaran TIK adalah strategi pembelajaran langsung dimana peserta didik langsung terlibat dalam proses pembelajaran. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pembelajaran yang ada pada mata pelajaran TIK akan menekankan pada kegiatan praktek sehingga menurut pendapat saya strategi pembelajaran yang paling tepat yaitu strategi pembelajaran langsung dengan dipadu dengan model demontrasi untuk lebih meningkatkan pengetahuan dari siswa dalam memahami materi pelajaran yang akan disampaikan. c. Strategi mana yang paling tepat untuk pembelajaran multi media SMK, jelaskan! Jawab: Pembelajaran multimedia SMK adalah suatu pembelajaran yang menekankan kreativitas pada siswanya. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh dalam penentuan strategi pembelajaran yang akan di pilih nantinya. Menurut pendapat saya berdasarkan analisa dari banyaknya kegiatan praktek yang dilakukan untuk menunjang dari penyerapan materi pembelajaran oleh siswanya maka strategi pembelajaran yang tepat yaitu strategi pembelajaran langsung(direct instruction). Model yang akan digunakan nantinya yaitu model pembelajaran dengan praktek serta metode pembelajaran menggunakan demonstrasi agar peserta didik benar-benar memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. Tak ketinggalan pula penggunaan perpaduan strategi pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran multimedia SMK yaitu penggunaan strategi pembelajaran berbasis proyek dimana tugas akhirnya siswa harus menampilkan karya atau proyek akhir yang nantinya akan ditampilkan. Strategi pembelajaran yang menggunakan portofolio dalam proses pembelajaran juga dapat digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran yang tepat. Hal tersebut dikarenakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan siswa mengenai multimedia. Melalui portofolio maka akan mudah dideteksi seberapa jauh perkembangan yang telah dilalui oleh siswa. Sumber: Mulyasa. 2003. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : Remaja Rosda Karya Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana Ruminiati. 2006. Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Proyek PJJ S1 PGSD Dikti Depdiknas Suwarma Al Muchtar, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta : UT Laman www.akhmadsudradjat.com 3. Carilah pembelajaran di SMP dari youtube, a. Buatlah transkrip proses pembelajaran Jawab: Transkrip proses pembelajaran tipe jigsaw pada mata pelajaran IPA kelas VIII Guru: Selamat pagi anak-anak. Siapa yang hari ini tidak masuk? Murid: Tidak ada bu!!! Guru: Baik, pada pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai system kehidupan tumbuhan,siapa yang tau dimana proses fotosintesis? Murid: Di daun bu,,,, Guru :Tepat sekali….. Kali ini ibu akan menggunakan metodepembelajaran jigsaw…… Dalam kelas ini akan dibagi menjadi 4 kelompok Anak-anak kelompok dibagi berdasarkan larik tempat duduk yach….. Murid: Ya bu….. Guru :Perwakilan dari tiap kelompok maju ke depan untuk mengambil undian tentang materi yang akan didiskusikan Kelompok pertama mendapatkan materi tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan Kelompok kedua mendapatkan materi tentang proses fisiologis pada tumbuhan Kelompok tiga mendapatkan materi tentang gerak pada tumbuhan Dab kelompok terakhir mendapatkan materi penyakit dan hama tumbuhan. Sudah mengerti belum, materi yang akan dibahas tiap kelompok??? Murid: Ya bu….. Guru :Baik ,kalau begitu ibu member waktu 40 menit untuk mendiskusikan dengan setiap kelompok. Dimulai dari sekarang…. Murid :Bu saya mau Tanya…materi ini berarti nanti yang ditulis apa saja bu?? Ya nanti ditulis secara rinci nak, misalnya striktur tumbuhan itu apa saja? Coba cari di buku paket atau bisa searching tapi di dalam kelas yach… Setelah semua kelompok berdiskusi masing-masing Guru :Coba dari kelompok satu siapa yang lebih memahami materinya???siska bu…. Kalau kelompok dua dan siga siapa anak-anak….. Murid :Bani ajah bu sama rita…. Guru :Baik jika mereka yang dianggap paling bisa silahkan maju ke depan yang namanya tadi disebut…. Untuk kelompok empat siapa yang mau mau?? Murid :Naming bu….naning pinter tuch bu……. Guru :Ayo naming maju ke depan diskusi…… Masing-masing tim ahli sedang berdiskusi di depan kelas…. Guru :Anak-anak ayo dipelajari lagi apa yang tadi didiskusikan!!! 15 menit kemudian setelah tim ahli berdiskusi maka anggota tim ahli dipersilahkan kembali ke kelompok masing-masing dan menjelaskan apa yang disampaikan oleh anggota tim ahli lainnya…. Setelah tim ahli selesain berdiskusi dengan kelompoknya , guru memanggil tim ahli tadi untuk mempresentasikan apa yang telah di bahas tadi. Guru :Ayo masing-masing tim ahli maju kedepan….. Murid :Ya ibu….. Guru :Sekarang kelompok tim ahli coba presentasikan materi yang telah kalian ketahui Bagaimana masih ada yang belum jelas??? Murid :Sudah bu…. Guru :Baik sekarang kerjakan tugas halaman 78 yach….yang bagian essay saja 10 menit kemudian Sudah selesai anak-anak….tugasnya dikumpulkan di meja ibu yach… Guru dan murid menyimpulkan materi pembelajaran. Guru :Anak-anak materi selanjutnya tentang partikel-partikel materi…..jangan lupa untuk dipelajari… Ibu akhiri pelajaran hari ini, wassalamualaikum wr wb b. Jelaskan instructional effect dan nurturan effectnya Jawab: Tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebelumnya tentunya telah dipersiapkan secara matang oleh pendidik sebelum melakukan proses pembelajaran. Pembuatan tujuan pembelajaran sendiri harus memenuhi beberapa criteria khusus. Criteria tersebut biasa disingkat dengan A,B,C,D dan E. criteria A mengacu pada audience maksudnya siapa yang melakukan proses belajar. A disini yaitu siswa yang akan melakukan proses belajar-mengajar yang nantinya menjadi subject. B mengacu kepada behavior artinya kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Kegiatan yang dilakukan siswa bisa berada dalam ranah afektif,psikomotik dan kognitif tergantung pada aspek mana yang akan ditonjolkan pada proses pembelajaran. C mengacu pada condition maksudnya kondisi seperti apa yang diinginkan . misalanya setelah mengikuti pembelajaran ini. Kondisi yang dialami yaitu setelah melakukan yaitu melakukan proses pembelajaran. D sendiri mengacu pada degree yaitu tingkatan. Pembelajaran harus memiliki tingkatan sendiri agar siswa mampu mencapainya. Degree ini misalnya dengan tepat, dengan benar. Selanjutnya komponen terakhir yang penting dalam penyusunan tujuan yaitu E yang berarti environmental maksudnya lingkungan dari kegiatan proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, ada 2 kategori berdasarkan pencapaian materi yang diinginkan yaitu instructional effect dan nurrutant effect. Tujuan pembelajaran yang pencapaiannya diusahakan pada pengetahuan dan keterampilan disebut “instructional effect” sedangkan tujuan pembelajaran yang pencapaiannya diusahakan pada kemampuan berpikir kritis dan kreatif disebut “nurturant effect”. Pada pembelajaran video IPA kelas VIII yang telah dideskripsikan transkrip proses pembelajaran tadi yaitu bahwa instructional effectnya yaitu siswa dapat mengetahui tentang system kehidupan yang ada pada tumbuhan. Pada pembelajaran ini tujuannya lebih menekankan pada segi kognitif dari peserta didik. Sedangkan pada nurturant effectnya siswa mampu berfikir kritis dalam materi pada pembelajaran tersebut karena siswa diajak berdiskusi secara kelompok untuk memahami sub bab yang yang telah dibagi untuk tiap kelompoknya sehingga masing-masing anggota tim dalam pembelajaran ikut andil dalam menyelesaikan masalah. c. Jelaskan strategi apa yang dipilih Jawab: Strategi yang dipilih dalam pembelajaran ini yaitu strategi pembelajaran tidak laangsung. Hal tersebut ditandai dengan partisipasi aktif yang dilakukan oleh peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. Siswa melakukan diskusi dengan dibimbing oleh guru agar diskusi tersebut berjalan dengan lancar. Akan tetapi hal pokok yang di utamakan yaitu kemampuan berfikir kritis yang dilakukan oleh siswa dalam memahami materi yang disampaikan sesuai dengan topiknya. Dalam strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk melakukan analisis untuk memperdalam materi yang ada dengan berbagai alasan tadi maka sangatlah tepat jika strategi pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan strategi pembelajaran tidak langsung karena partisipasi dari guru lebih sedikit dan menekankan pada pembelajaran aktif yang dilakukan oleh siswa dengan berfikir kritis. d. Jelaskan metode apa yang dipilih Jawab: Metode pembelajaran yang dipilih yaitu metode pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw. Hal tersebut dapat diketahui dalam video ketika munculnya tim ahli dalam proses pembelajaran. Tim ahli yang ada dalam video juga melakukan presentasi dalam kelas kepada seluruh siswa agar materi yang telah dia ketahui dapat disampaikan terhadap teman yang lainnya. Metode jigsaw ini menekankan pada peran aktif dari peserta didik dalam memahami suatu konsep pembelajaran yang ada. Dengan adanya pembelajaran bersama dan saling berdiskusi sesame anggota kelompok maka peserta didik tentunya lebih mudah mencerna materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran seperti itu seperti yang kita ketahui karena dengan sesame teman maka peserta didik dapat mengungkapkan apa yang dirasakan dan apa yang peserta didik tidak ketahui karena sudah tidak ada lagi perasaan malu dan takut. Sumber: Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991/1992). Strategi pembelajaran, Jakarta : Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1998/1999). Strategi Belajar-mengajar, Jakarta : Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dirjen Dikti Depdikbud Gagne, Robert M (1984). The Condition of Learning, New York, Chicago, San Fransisco, Philadelphia, Montreaal, Toronto. : Holt-Rinnehart and Winston

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank yaws